Sabtu, 30 November 2024

Penerapan Etika Berkendara Butuh Komitmen-Simultan-Continue

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Ilustrasi

Penerapan etika berkendara di suatu daerah itu memang memerlukan waktu yang lama. Masyarakat harus terus disuguhi aturan lalu lintas dan yang penting komitmen-simultan-continue.

AKBP Hari Sindhu Nugroho Kabag Binops Ditlantas Polda Jatim mengatakan, bahkan ada seorang budayawan yang mengatakan kalau lalu lintas itu cermin budaya bangsa. Bagaimana perilaku masyarakat itu bisa dilihat dari cara berkendaranya.

Kata Hari, banyak masyarakat Jatim yang masih peduli dalam berlalu lintas. Dibanding dengan jumlah kendaraan yang ada di Jatim, kepatuhan dan kedisiplinan berkendara itu cenderung menurun.

Masalah berlalu lintas, kata dia, dipengaruhi oleh banyak hal apalagi dengan makin banyaknya kendaraan bermotor saat ini. Tapi dengan meningkatnya jumlah kendaraan, jumlah jalan sangat minim.

Hari menjelaskan, jumlah kendaraan itu bertambah setiap tahunnya sekitar 8 persen. Sedangkan panjang jalan bertambah hanya 1 persen tiap tahunnya. “Dengan kondisi ini, bagaimana lalu lintas bisa lancar? Ini semua relatif, kalau kita sama-sama patuh dan menyadari kedisiplinan berkendara bisa terjadi,” ujar dia.

Hari menyadari, pihak kepolisian dalam hal ini hanya bisa menguji ketrampilan dan keahlian masyarakat dalam berkendara. Namun pihaknya tidak bisa melakukan kontrol perilaku pengendara saat berada di jalan.

Perlikau dibentuk dari keluarga sehingga harus ada internalisasi dari keluarga. “Susah memang karena prosesnya panjang dan harus terus diingatkan. Polisi tidak bisa tiap hari menegur dan menindak. Semuanya harus berimbang. Kalau saya lihat orang tua bonceng anaknya sembarangan, maka akan saya tegur orang tuanya,” ujarnya.

Untuk mengurangi hal yang demikian, kata Hari, pihak kepolisian memiliki beberapa strategi baru. Misalnya dengan melaksanakan sosialisasi safety riding di satu sekolah SMA. Meskipun demikian, hal itu saja tidak cukup karena juga harus diikuti dari sektor lainnya.

“Kalau sekarang nggak usah muluk-muluk. Semua pendengar saja dulu diminta untuk mematuhi rambu lalu lintas. Kalau ada waktu baca peraturan lalu lintas. Memang tidak menarik, tapi segala sesuatu yang berkaitan dengan lali lintas itu penting,” katanya. (dwi/tok)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 30 November 2024
32o
Kurs