Penduduk miskin di Jawa Timur hingga Maret 2016, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statitistik (BPS) Provinsi Jatim, masih sebanyak 4,70 juta penduduk atau 12,05 persen dari total penduduk Jawa Timur.
Teguh Pramono Kepala BPS Provinsi Jatim mengatakan, bila dibandingkan Maret 2015, yang mana saat itu jumlah penduduk miskin sebanyak 4,79 juta, prosentase penduduk miskin turun sebanyak 0,29 persen.
“Kalau ditinjau secara Kota dan Desa, penduduk miskin perkotaan menurun 0,47 persen poin, sedangkan penduduk perdesaan naik sedikit 0,17 persen poin,” ujarnya, Senin (18/7/2016).
Peningkatan prosentase jumlah penduduk miskin di perdesaan, kata Teguh, disebabkan oleh beberapa faktor kemungkinan penyebab. Kalau dilihat secara komoditi, barang yang dibeli oleh masyarakat desa cenderung lebih mahal.
“Ini mungkin karena beberapa komoditi hasil pabrik, yang berasal dari kota, membutuhkan ongkos transportasi lebih. Kemungkinan lain, kebiasaan masyarakat Desa yang mengkonsumsi komoditi dalam jumlah sedikit menjadikan harga lebih mahal,” ujarnya.
Sedangkan secara umum, kata Teguh, harga barang yang dibayarkan lebih mahal oleh penduduk desa ini tidak sebanding dengan kemampuan ekonomi masyarakat di perdesaan.
“Kalau kemampuan ekonominya meningkat, ya mereka tidak ada masalah. Jadi, faktor kemungkinannya, sumber penghasilan di perdesaan lebih sedikit dibandingkan dengan perkotaan,” ujarnya.
Tentu saja, hal itu dibarengi dengan adanya tendensi harga barang yang harus dibayarkan lebih mahal oleh masyarakat desa dengan alasan tambahan biaya transportasi.
Pemerintah, kata Teguh, bisa mulai memfokuskan program-program pengentasan kemiskinan dengan lebih banyak memperhatikan kondisi masyarakat di perdesaan.(den/ipg)