Sabtu, 23 November 2024

Pendataan Pengungsi Aceh Dipercepat

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan

Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menjelaskan sampai dengan hari keenam masa tanggap darurat gempabumi 6,5 SR di Aceh, penanganan terhadap korban dan pengungsi terus dilakukan.

“Hingga Senin (12/12/2016), jumlah korban meninggal sebanyak 101 orang, dimana 94 korban sudah diidentifikasi. Sebanyak 666 orang menderita luka-luka yaitu 134 luka berat dan 532 luka ringan,” ujar Sutopo dalam pesan singkatnya, Senin (12/12/2016).

Menurut dia, pengungsi terus bertambah karena masuknya laporan dari pos pengungsian ke posko utama. Tercatat jumlah pengungsi 83.838 orang yang tersebar di 124 titik. Pengungsi tersebut berasal dari Pidie Jaya sebanyak 82.122 orang di 120 titik dan 1.716 orang di 4 titik di Kabupaten Bireuen.

“Distribusi 82.122 orang pengungsi di Pidie Jaya adalah Kecamatan Meureudu 13.965 orang, Meurah Dua 11.391, Trianggadeng 18.512, Bandar Baru 14.209, Pante Raja 8.153, Bandar Dua 3.170, Ulim 9.763, dan Jangka Buaya 2.959 orang. Sedangkan 1.716 orang pengungsi di Bireuen tersebar di Matang Mns Blang 1.100 orang, Masjid Matang Jareung 13, Masjid Alghamamah 405, dan Masjid Kandang 198 orang,” kata dia.

Kerusakan fisik akibat gempa, kata Sutopo, meliputi rumah 11.668 unit, masjid 61 unit, meunasah 94 unit, ruko 161 unit, kantor pemerintahan 10 unit, fasilitas pendidikan 16 unit, dan lainnya. Pendataan detil masih terus dilakukan oleh petugas di lapangan. ‎

Said Mulyadi Wakil Bupati Pidie Jaya selaku Komandan Satgas Tanggap Darurat di Pidie Jaya mengatakan, data terkait kerusakan infrasturktur, rumah, ruko, fasum (kantor pemerintah, pendidikan, masjid) lain belum diterima dengan sempurna. Camat telah diperintahkan sampaikan hari ini untuk disampaikan sebagai data sementara. Rumah yang hancur dan berapa yang rusak berat, sedang dan ringan harus segera didata dan dilaporkan ke Posko Utama. Data kerusakan rumah diperlukan terkait dengan rencana pemerintah memberikan bantuan stimulan nantinya.

“Data pengungsi yang terus melonjak harus dicermati. Kami akan mengambil sikap penanganan selanjutnya untuk menghindari lonjakan pengungsi. Langkah: penyaluran logistik langsung ke desa masing-masing sesuai dengan jumlah jiwa dari KK. Bantuan yang disalurkan disepakati untuk kebutuhan pokok, beras, minyak goreng, telor, dan gula. Kita sepakati kita buat rekap kebutuhan selama 7 hari,” kata Said.

Sementara itu, Willem Rampangilei Kepala BNPB terus berada di lokasi bencana sejak hari pertama kejadian gempa di Pidie Jaya mengatakan, menindaklanjuti perintah Presiden dalam percepatan penanganan darurat maka hal ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga pelayanan dapat dirasakan oleh masyarakat. Presiden telah perintahkan kepada para menteri terkait untuk terjun ke lapangan. Panglima TNI hadir di lokasi untuk memonitor secara langsung. Pencarian korban, penanganan pengungsi, pembersihan puing-puing dan pembangunan kembali harus dilakukan secepatnya.

“Data dampak bencana harus secepatnya dituntaskan. Kalau tidak ada database yang valid, kita sulit untuk selesaikan pekerjaan ini. Salah satu jumlah pengungsi. Menentukan pengungsi yang berhak bantuan harus diverifikasi by name by address. Bantuan selanjutnya adalah bantuan stimulus pembangunan rumah. Kita menunggu pendataan rumah selesai. Saya sudah perintahkan Deputi Rehabilitasi dan Rekontruksi BNPB untuk turunkan tim menghitung kerugian dan kerusakan, serta biaya untuk pemulihan pasca gempa,” kata Willem Rampangilei.(faz/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs