Sabtu, 23 November 2024

Pasar Bunga Kering Eropa Terbuka, Kuota Jatim Belum Memenuhi

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Peserta pelatihan melihat produk kerajinan berbahan dasar daun kering, klobot Jagung dan kertas semen. Foto: Totok suarasurabaya.net

Pasar bunga kering untuk sejumlah negara di Eropa ternyata terbuka lebar bagi perajin. Sayangnya Jawa Timur hingga kini belum mampu memenuhi kuota kebutuhan pasar Eropa tersebut.

Safni Yeti ketua Asosiasi Pengusaha Bunga Kering dan Buatan Indonesia (Aspringta) mengatakan, kuota yang diberikan oleh pasar Eropa sebenarnya tidak terlalu besar tetapi perajin Jawa Timur ternyata masih belum bisa memenuhi kuota tersebut.

“Bukan persoalan sebenarnya berapa besar kuota yang diberikan. Justru yang jadi persoalan adalah bahwa hingga hari ini kami masih belum mampu memenuhi kuota yang diberikan. Beberapa kendala memang bisa dibilang butuh penuntasan atau solusi dalam rangka pemenuhan kuota itu,” kata Safni.

Satu diantara kendala yang cukup berarti, lanjut Safni adalah masih minimnya sumber daya manusia yang mampu mengerjakan aneka kerajinan, termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh Aspringta Jawa Timur.

“Masih minimnya sumber daya manusia yang mampu mengerjakan produk-produk kerajinan ini memang sangat memprihatinkan. Kami sangat butuh SDM yang memang banyak, dalam rangka menjawab kebutuhan pasar tersebut. Ini persoalan klasik, tetapi memang kendala,” kata Safni.

Minimnya tenaga dan sdm itu menjadikan kuota yang diharapkan bisa dipenuhi oleh Aspringta Jawa Timur untuk pasar Eropa akhirnya diambil oleh provinsi lain di Indonesia yang juga memiliki produk kerajinan yang sama tetapi mampu memenuhi kuota yang dibutuhkan.

Oleh karena itu, pengiriman produk ke pasar Eropa sebanyak 3 sampai dengan 4 kali dalam setahun menjadi sangat berat bagi Aspringta Jawa Timur untuk dapat membuka pasar lainnya di luar negara-negara Eropa.

“Dukungan pemerintah, mulai dari pemerintah kota sampai dengan provinsi bahkan dukungan secara nasional sudah cukup bagus. Hanya saja sampai hari ini, kendala masih minimnya SDM perlu segera mendapatkan solusi,” kata Safni Yeti pada suarasurabaya.net di sela-sela pelatihan kerajinan dari limbah, Kamis (17/11/2016).(tok)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs