PT PAL Indonesia meluncurkan kapal kawal rudal (PKR) pesanan Kementerian Pertahanan RI serta kapal strategic selift vessel (SSV) pesanan Kementerian Pertahanan Filipina.
Dua kapal ini diluncurkan dalam sebuah upacara sederhana di galangan divisi kapal niaga PT PAL, Dermaga Ujung, Surabaya, Senin (18/1/2015).
“PKR sendiri merupakan kapal perang canggih kelas Frigate yang dibangun PT PAL bekerjasama dengan galangan Belanda melalui program transfer teknologi,” kata Edy Widarto, Direktur Produksi PT PAL Indonesia.
Sedangkan kapal SSV yang dipesan Filipina merupakan hasil karya mandiri anak bangsa
yang nantinya akan menjadi kapal perang pertama yang diekspor oleh Indonesia.
Peluncuran sendiri dihadiri langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Menteri Pertahanan Filipina, KSAL Filipina serta pejabat Angkatan Laut Filipina, Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, serta Duta Besar Filipina untuk Indonesia. Turut hadir dalam acara ini, KSAL RI, serta Dewan Komisaris dan Direksi PT PAL Indonesia.
Kapal PKR sendiri telah melaksanakan First Steel Cutting pada 15 Januari 2014, kemudian Keel Laying 16 April 2014 dan dijadwalkan akan diserahterimakan kepada Kementerian Pertahanan RI pada Januari 2017.
Sedangkan untuk kapal SSV telah melaksanakan First Steel Cutting pada 22 Januari 2015, Keel Laying pada 5 Juni 2015 serta dijadwalkan akan diserahterimakan kepada Kementerian Pertahanan Filipina pada Mei 2016.
PKR merupakan kapal perang canggih jenis Frigate Class yang memiliki panjang 105.11 meter, lebar 14.2 meter, kecepatan 28 knot, dan ketahanan berlayar 20 hari.
Pembangunan PKR menggunakan pendekatan modular yang terdiri dari 6 modul dimana 4 modul dibangun di galangan PT PAL, dan 2 modul lainnya dibangun dan diuji sepenuhnya di galangan Damen, Belanda yang kemudian akan diintegrasikan keseluruhannya di PT PAL.
Dengan pendekatan modular dapat memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar, lebih hemat biaya dan memungkinkan untuk membangun kapal di berbagai lokasi di seluruh dunia.
Sedangkan SSV merupakan pengembangan dari kapal pengangkut jenis landing platform dock (LPD) yang didesain dengan panjang 123 meter, lebar 21,8 meter, kecepatan maksimal 16 knot dengan ketahanan berlayar 30 hari. (fik/rst)