Delegasi Pengurus Pusat Ikatan Alumni (PP IKA) ITS Surabaya menyampaikan masukan kepada Presiden mengenai Indonesia Poros Maritim Dunia: Membangun Indonesia Menjadi Negara Maritim yang Mandiri, Maju dan Kuat.
“UUD 1945 telah menegaskan Indonesia sebagai negara kepulauan, demikian juga penegasan oleh Deklarasi Juanda. Dengan luas wilayah laut kita mencapai 70 persen, strategi negara Maritim perlu diperkuat dan diimplementasikan dengan baik,” tegas Dwi Soetjipto Ketua PP IKA ITS.
Oleh karena itu, lanjut Dwi Soetjipto, ekonomi berbasis maritim harus diperkuat dan dikembangkan. Industri maritim sangat potensial mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan mempercepat pemerataan pembangunan.
Diantaranya adalah industri perkapalan, perikanan, transportasi laut, wisata bahari, migas laut dalam dan yang prospek jangka menengah dan panjang adalah energi laut jenis arus, gelombang dan panas laut.
Satya Widya Yudha, Anggota DPR RI yang menjadi anggota delegasi menambahkan, bahwa keahlian di bidang laut dalam dan perkapalan telah dikembangkan. Di Surabaya ada ITS dan PT PAL.
“Kita harus memberi dukungan agar kemampuan industri dalam negeri di bidang kelautan dan perkapalan ini memainkan peranan dalam pembangunan. Sehingga ketergantungan impor kapal dan teknologi kelautan dapat dikurangi dan Indonesia bisa semakin mandiri,” kata Satya Widya Yudha.
Ditambahkan Prof.Dr. Mukhtasor Wakil Ketua IKA ITS, bahwa IKA ITS menyampaikan beberapa hasil kajian. Satu diantara kajian tersebut menunjukkan bahwa potensi ekonomi kelautan perlu dikembangkan lebih kreatif dan inovatif.
“Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi harus dibangun. Yang sangat prospek adalah perlunya Indonesia mempersiapkan industri nasional di bidang energi laut untuk mewujudkan kemampuan industri yang kuat dalam bidang rantai pasok energi arus, gelombang dan panas laut,” papar Mukhtasor.
Potensi praktis energi laut, sambung Mukhtasor mencapai 60.000 MW dan ini menjadi sumber kekuatan ekonomi yang besar pada lima tahun ke depan ketika industri dalam negeri telah disiapkan.
“Energi laut adalah solusi jangka menengah dan panjang, maka Pemerintah harus hadir dalam penyiapan dan penguatan industri energi laut ini,” pungkas Mukhtasor.
Selain kehadiran Dwi Soetjipto yang juga Dirut Pertamina sekaligus Ketua PP IKA ITS Surabaya dan Mukhtasor yang mantan Anggota Dewan Energi Nasional (2009-2014), tampak juga Satya Widya Yudha Anggota Komisi VII DPR RI, Rifky E. Hardijanto Kepala PPSDMKP Kementrian Kelautan dan Perikanan RI, Gatot Kustyadji Direktur Engineering dan Proyek PT. Semen Indonesia, serta Anas Rosjidi Sekjen PP IKA ITS.(tok/dwi)