Kebun Binatang Surabaya (KBS) akan menjalani pertukaran satwa dengan sistem hibah dengan sejumlah kebun binatang lain.
Aschta Boestani Tajudin Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS mengatakan, jumlah satwa di perusahaan daerah yang dia kelola sudah overload.
“Karena tema yang mau kami junjung, jumlah total satwa di KBS itu tidak penting. Keanekaragaman satwa KBS yang kami kejar,” ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Senin (11/4/2016).
Saat ini, jumlah satwa di KBS sebanyak 2.200 ekor. Sedangkan keragaman satwa di KBS hanya ada 182 jenis. Padahal, Aschta ingin program-program di KBS bersifat edukatif, dengan mengenalkan berbagai jenis satwa koleksinya.
Berdasarkan aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tentang Tata Cara Memperoleh Spesimen Tumbuhan dan Satwa Liar untuk Lembaga Konservasi, yang bisa KBS lakukan adalah menukarkan satwa yang tidak diperlukan, dengan cara hibah.
“Kenapa hibah, karena kalau pertukaran satwa saja, kami kurang percaya dalam hal transparansinya. Aturannya tidak jelas. Misalnya, bagaimana kalau LK-nya tidak punya satwa yang kami inginkan,” ujarnya.
Aschta mengatakan, KBS telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU/Nota Kesepahaman) dengan sejumlah Lembaga Konservasi (LK) Satwa lain di Indonesia.
Antara lain dengan Bali Bird Park, Bali Zoo, Kebun Binatang Medan, Kebun Binatang Bukit Tinggi, Kebun Binatang Lampung, Maharani Zoo Lamongan, Jatim Park, Kebun Binatang Baru di Lombok, serta Taman Safari Lagoon di Bintan.
“Di Medan dan Bukit Tinggi, saya mengincar Harimau Sumatranya. Karena di KBS, kami punya delapan tapi semuanya sudah seduluran (sedarah,red),” katanya.
Selain Harimau Sumatra di Medan dan Bukit Tinggi, Aschta juga mengincar singa yang ada di Bali Zoo. Sedangkan dari Bali Bird Park, dia mengincar banyak burung.
“Saya tertarik burung kicau. Masyarakat Surabaya suka burung kicau. Lihat saja, tiap minggu ada pameran burung kicau. Sedangkan KBS tidak terlalu fokus dengan itu,” ujarnya.
Sebagai gantinya, KBS akan mengirimkan sejumlah burung Pelikan ke Kebun Binatang di Medan.
Saat ini, koleksi burung pelikan di KBS berjumlah 100 ekor. “Padahal 30 ekor saja sebenarnya sudah sangat cukup,” katanya.
Sedangkan untuk Kebun Binatang Lampung, KBS berencana mengirimkan sejumlah koleksi harimau sumatra, yang menurutnya sudah sedarah.
Tidak hanya satwa, hibah ini dimaksudkan Aschta untuk mendapatkan sesuatu yang baru dari kebun binatang lain yang bisa diterapkan ke KBS.
Dia menyatakan, pelatihan burung di Bali Bird Park sangat bagus. Berikut konsep di LK khusus satwa unggas itu, yang sangat alami. “Itu yang saya pengen,” katanya.
Demi menghindari masalah saat proses hibah, nantinya proses ini akan dimediasi oleh pihak KLHK dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. “Kita belajar dari pengalaman yang lalu, ya. Supaya transparansi antar LK terjamin,” ujarnya.
M Taswin Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekkota Surabaya mengatakan, Pemkot akan mendukung upaya KBS dalam pertukaran satwa ini.
“Hasil rapat tadi, kami meminta KBS untuk menyelesaikan beberapa dokumen administrasi untuk memenuhi peraturan pertukaran itu,” katanya.
Taswin mengatakan, Pemkot Surabaya memang telah meminta KBS mempercepat penyelesaian masalah over populasi satwa di KBS.(den/iss/ipg)