Untuk mengantisipasi tindak kejahatan kriminalitas dan aksi terorisme selama perayaan Hari Raya Idul Fitri 2016, Kepolisian Daerah Jawa Timur beserta jajarannya menurunkan 12.197 personel yang dilibatkan dalam operasi Ramadniya (Ramadhan dan Hari Raya).
Mereka semua terdiri dari Polda Jatim ada 465 personel, Polres jajarannya 11.732 personel, Brigade Mobile (Brimob) 7 satuan setingkat kompi (SSK) atau sekitar 270 personel ditambah 2 satuan setingkat pleton atau sekitar 60 personel, kemudian Satuan Pengamanan Bhayangkara (Sabhara) 5 SSK.
Serta dibantu dari TNI sebanyak 1.437 personel dan instansi lainnya yang ikut membantu dan mengamankan lancarnya jalan selama arus mudik maupun balik lebaran Hari Raya Idul Fitri ada 5.329 personel.
“Selama pengamanan lebaran ini, kita juga dibackup dari Densus 88 anti teror dari Mabes Polri. Mereka ini yang nanti akan terus berkoordinasi dengan Brimob dan Gegana,” kata Irjen. Pol Anton Setiadji Kapolda Jatim, di sela usai gelar apel upacara operasi Ramadniya, Rabu (29/6/2016).
Dia juga meminta kepada semua anggotanya agar terus memantau sejumlah jalur rawan tindak kejahatan. Terutama di jalur Pantura, mulai dari Pasuruan hingga Banyuwangi, harus diwaspadai. Sebab, banyak laporan masuk, aksi kejahatan seperti bajing loncat selalu dilakukan di jalur pantura, yakni Situbondo.
“Sudah saya instruksikan seluruh jajaran agar mewaspadai aksi tindak kejahatan, baik itu pencurian rumah, jalanan maupun bajing loncat agar tidak segan memberikan tindakan tegas (ditembak, red) pada pelakunya,” ujar dia.
Jenderal bintang dia tersebut juga meminta pada semua anggotanya ataupun petugas yang ikut terlibat dalam mengamankan perayaan Hari Raya Idul Fitri, agar tetap menekan angka kejahatan dan kecelakaan, dengan senyuman pada masyarakat yang lakukan mudik maupun balik lebaran.
“Semaksimal mungkin, lakukan pengamanan dengan humanis. Karena ini operasi humanis, yang menunjukan operasi kemanusiaan,” ujar dia. (bry/ipg)