Nonton Langsung Sidang Kopi Sianida, Hiburan buat Warga Jakarta

Sidang kasus “Kopi Sianida” dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2016), menarik minat warga Jakarta untuk menonton langsung.

Sekitar pukul 12.00 WIB atau satu jam sebelum sidang dengan agenda pembacaan tuntutan Tim Jaksa Penuntut Umum dimulai, Ruang Koesoemah Atmadja 2 sudah penuh sesak oleh awak media bercampur dengan masyarakat.

Ternyata, bukan kali ini saja sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dipadati masyarakat umum yang tinggal di sekitar PN Jakarta Pusat.

Rida, warga yang tinggal di daerah Johar Baru, Jakarta Pusat, mengaku sudah lima kali nonton langsung sidang Jessica, dan dia bilang ruangan selalu penuh.

“Di rumah saya selalu nonton sidang kasus ini. Tapi, beda rasanya sama nonton langsung. Lebih seru di sini,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Rabu (5/10/2016), di Gedung PN Jakarta Pusat.

Ibu rumah tangga ini begitu antusias mengikuti persidangan Jessica, karena ingin tahu bagaimana ujung dari kasus pembunuhan yang terjadi 6 Januari 2016, dengan korban Wayan Mirna Salihin.

Komentar senada juga disampaikan Anita, ibu rumah tangga yang tinggal di daerah Pasar Senen, Jakarta. Dia merasa lebih bisa memahami “alur cerita” persidangan ketika hadir di ruang sidang.

“Saya sudah lebih dari 10 kali nonton langsung persidangan ini. Sambil ngisi kesibukan, kan bisa sambil belajar soal hukum di sini,” katanya.

Berbeda dengan Ilyas. Bapak berusia 62 tahun asal Medan ini mengaku selalu mengikuti lewat siaran televisi, tapi baru sekali datang ke persidangan kasus “Kopi Sianida”.

“Sengaja saya datang ke sini karena tertarik dengan persidangan. Waktu di Medan juga saya sering nonton persidangan di pengadilan karena selain ada perdebatan yang seru, bisa menambah wawasan hukum,” ucap pekerja serabutan yang singgah di daerah Jakarta Utara ini.

Sejak dimulai pukul 13.00 WIB, pengunjung pun banyak yang begitu serius memperhatikan jalannya sidang.

Bahkan, kalau ada pengunjung lain yang membuat kebisingan seperti bunyi panggilan telepon, sorot mata tajam langsung mengarah ke si pemilik telepon.

“Hei, jangan berisik!” bentak seorang ibu yang duduk di bangku barisan depan, jelang sidang diskors pukul 16.00 WIB. (rid/dwi)