Nahdlatul Ulama mendeklarasikan Laskar Anti Narkoba dan Minuman Beralkohol yang turut ditandatangani oleh Khofifah Indar Parawansa Menteri Sosial di Universitas Islam Sunan Ampel (UINSA), Sabtu (6/8/2016).
Khofifah Indar Parawansa menyatakan, hingga 2015 tercatat sudah sebanyak Rp63 triliun uang rakyat yang dibelanjakan untuk narkoba.
“Kalau terorisme dan radikalisme mengakibatkan orang mati karena ditembak, narkoba menjadikan hidup korbannya bergantung pada supply narkoba,” ujarnya.
Korban narkoba, kata Khofifah, hidupnya bergantung pada supply narkoba yang akan terus dikonsumsi dengan jumlah yang terus meningkat.
Narkoba, juga menyasar anak-anak dan balita sebagai korbannya. Dia menyebutkan, Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan permen mengandung narkoba jenis LSD yang dijual kepada anak-anak di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Permen mengandung LSD itu, kata Khofifah, dijual seharga Rp1.000 hingga Rp 3 ribu dengan kemasan dan warna yang menarik. Tujuannya, agar anak-anak yang mengkonsumsi menjadi ketagihan.
“Saya tanya ke Pak Budi Waseso (Buwas/ Kepala BNN Pusat), kenapa mereka menyasar anak-anak? Beliau menjelaskan, tujuannya agar anak-anak melakukan tindak kriminalitas sejak dini,” katanya.
Anak-anak yang telah kecanduan permen itu, sebagaimana dikutip Khofifah dari Buwas, nantinya akan diminta untuk mencuri barang-barang yang ada di rumahnya sendiri.
“Laskar anti narkoba adalah gerakan kerakyatan. Gerakan ini dimulai dari Malang, 24 Maret lalu. Di beberapa daerah di luar Jawa juga sudah selesai. Kalau soal peredaran adalah wilayah polri dan BNN, kita lebih pada pencegahan dan munajat kepada Allah agar generasi kita terbebas dari narkoba,” katanya.
Khofifah meminta NU dan BNN segera melantik laskar Anti Narkoba yang akan terjun ke lapangan melakukan tindakan-tindakan pencegahan di masyarakat.
Turut hadir dan membubuhkan tanda tangan dalam deklarasi ini, Arzetti Bilbina Anggota DPR RI dapil Sidoarjo-Surabaya dari Fraksi PKB, serta AKBP Suparti Kepala BNN Kota Surabaya.(den/fik)