Sabtu, 23 November 2024

Muhammadiyah, Komnas HAM dan Kontras Beberkan Hasil Autopsi Siyono ke Komisi III

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III dengan Muhammadiyah, Komnas HAM dan Kontras. Foto: Faiz suarasurabaya.net

‎Muhammadiyah, Komnas HAM dan Kontras melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III yang dipimpin langsung Desmon Junaedi Mahesa Wakil Ketua Komisi III.

Imdadun Rahmat Komisioner Komnas HAM mengatakan ada dugaan pelanggaran yang dilakukan Densus 88 atas kematian Siyono terduga teroris. Kesimpulan tersebut diambil setelah Komnas HAM menemukan beberapa fakta, diantaranya jenasah Siyono belum pernah diotopsi, dan baru diotopsi oleh tim forensik dari Muhammadiyah yang didampingi komnas HAM.

“Fakta dari hasil otopsi ditemukan tanda-tanda kekerasan berupa patah tulang rusuk di dada Siyono. Penyebab kematian Siyono adalah rasa sakit akibat patah tulang rusuk yang menembus jantung,” ujar Imdadun di ruang Komisi III DPR, Selasa (12/4/2016).

Fakta ini, kata dia bertentangan dengan pernyataan kepolisian tentang penyebab kematian Siyono. Komnas juga menemukan fakta bahwa tidak ada perlawanan dari Siyono, karena tidak ada bekas luka di tangan Siyono. Fakta ini juga bertentangan dengan penjelasan kepolisian yang menyebut terjadi perlawanan dari Siyono sebelum meninggal.

Menanggapi hal tersebut, Desmon Junaedi Mahesa Wakil Ketua Komisi III minta kepada Komnas HAM hasil otopsi dari Siyono, karena akan mencecar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada rapat, Rabu (13/4/2016).

“Tolong nanti Komnas bisa Berikan kepada kami hasil otospi tersebut supaya kami bisa tanyakan ke BNPT. Kebetulan besok kami akan rapat dengan BNPT,” ujar Desmon.

Komnas HAM pun ternyata telah menyiapkan data hasil otopsi Siyono untuk Komisi III.

Sementara Busyro Muqodas Ketua Tim advokasi dari PP Muhammadiyah meminta agar ada audit terhadap BNPT maupun Densus 88.(faz/iss/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs