Minggu, 19 Januari 2025

Mongolia Semuanya Serba Chinggis Khaan Sampai Patung Raksasa

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Patung Chinggis Khaan. Foto: Faiz suarasurabaya.net

Menyebut negara Mongolia yang berada di Asia Tengah ini, di benak kita langsung tertuju kepada sosok pahlawan besar di negeri ini yaitu Chinggis Khaan atau kita lebih sering menyebut Jenghis Khaan.

Begitu masuk di negara Mongolia, Bandara Udara pun dinamai “Chinggis Khan” begitu berjalan keluar Bandara, banyak patung-patung Chinggis Khaan di pinggir jalan. Ke tengah lagi, tepatnya di Ulaanbaatar ibukota Mongolia, berdiri gedung megah bergaya Romawi yaitu gedung Parlemen. Di depan gedung Parlemen ini, terdapat 4 patung, satu patung duduk di depan gerbang parlemen yaitu Chinggis Khaan dan dua pengawalnya naik kuda di sisi kiri dan kanan. Sedangkan satu lagi di halaman luas gedung tersebut patung Chinggis Khaan yang sedang naik kuda dibuat berupa monumen. Di dekat gedung Parlemen yaitu di Sukhbataar Square atau istana Presiden Mongolia, duduk patung besar Chinggis Khaan juga.

Nama-nama toko sampai minuman keras pun juga memberi nama Chinggis di papan maupun label minuman tersebut.

Berwisata di Mongolia, jangan bawa Rupiah karena mereka tidak mau dan bahkan banyak yang tak mengenal Rupiah. Lebih amannya bawalah Dollar Amerika untuk menukar dengan Tugrik mata uang Mongolia atau lebih dikenal Mongolian Tugrik (MnT). 1 Dollar di Mongolia, saat ini dihargai 1900 sampai 2600 Tugrik. Gambar uang Tugrik pun lagi-lagi Chinggis Khaan.

Sebelum meninggalkan Mongolia, tidak lengkap kalau kita tidak mengunjungi patung raksasa Chinggis Khaan di Tsonjin Boldog yang jaraknya antara 50 sampai 60 kilometer dari Ulaanbaatar yang perlu waktu tempuh sekitar 1,5 jam.

Perjalanan ke patung raksasa Chinggis Khaan ini, kita akan melewati jalan yang diapit. Pegunungan dan hamparan rumput hijau yang luas. Di tempat-tempat inilah warga Mongolia beternak lembu, sapi sampai kuda. Tiap-tiap harinya, hewan ternak tersebut dilepas di hamparan rumput luas untuk mencari makanannya. Menjelang malam hewan-hewan ternak tersebut akan pulang sendiri atau dihalau pemiliknya untuk masuk ke kandangnya masing-masing.

Kalau pernah melihat film seri bersambung Sin Tiauw Eng Hiong atau Memanah Burung Rajawali, di pegunungan inipun kita akan banyak melihat burung rajawali yang terbang berputar-putar dan turun di hamparan rumput yang kadang tidak jauh dari jalan.

Sebelum masuk ke patung raksasa Chinggis Khaan, kita melewati pintu gerbang tembok tinggi dengan hiasan banyak patung pasukan Khaan yang naik kuda. Berjarak sekitar dua ratus meter dari pintu gerbang, kita akan takjub melihat patung raksasa Chinggis Khaan setinggi 40 meter yang dibungkus 250 ton baja anti karat yang mengkilat.

Kalau kurang puas melihat dari bawah, kita bisa naik ke patung tersebut dengan fasilitas lift 3 lantai kemudian diteruskan dengan naik tangga sedikit, keluar, dan kita langsung bisa menatap wajah patung Chinggis Khaan raksasa yang berjarak sekitar 5 meter. Kita berdiri di leher sampai kepala kudanya, dan bisa berfoto ria dengan latar belakang kepala Chinggis Khaan.

Setelah puas, kita bisa turun lagi di lantai 1. Disitu ada museum Chinggis Khan yang berwujud foto-foto sejarah Chinggis Khaan. Di sekitar museum juga tersedia toko-toko cindera mata. Jangan kuatir kalau tidak membawa uang Tugrik, karena Dollar pun mereka juga menerima kalau kita akan membeli souvenir tersebut. Yang ingin bergaya dengan pakaian perang ala Mongol, bisa saja dengan merogoh kocek 3000 Tugrik atau 1,5 Dollar AS.

Keluar dari patung kuda Chinggis Khaan kita juga bisa berfoto dengan Rajawali besar dengan background patung tersebut. Bagi yang berani tangan dipakai bertengger cengkeraman burung rajawali tersebut dengan posisi sayap sedang mengepak, bisa diatur oleh sang juru foto yang juga pemilik rajawali, asal kita siap-siap uang 5 Dollar AS untuk membayarnya sekaligus cetak fotonya.

Setelah selesai menikmati patung raksasa Chinggis Khaan yang dibuat tahun 2008 dan berdiri di dekat sungai Tuul di Tsonjin ini, buat yang lapar tidak perlu khawatir karena di sekitar daerah tersebut yang berjarak sekitar 3 km ada camp-camp dengan rumah berbentuk asli Mongolia. Di tempat inilah bisa berkuliner ria dengan menu salad, daging sapi, lamb (domba) dan kuda.

Chinggis Khaan memang luar biasa dalam menaklukkan dunia di abad 13. Sejak meninggal di tahun 1227, tidak ada yang mengetahui keberadaan makamnya. Misteri kematiannyapun masih menjadi tanda tanya sekarang. Ada yang mengatakan Khaan meninggal setelah terluka dalam pertempuran, dan ada juga yang berpendapat kalau Khaan meninggal karena jatuh dari kuda.(faz/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Minggu, 19 Januari 2025
26o
Kurs