Empat orang pegawai UD Langka Abadi yang dicegat dan dibawa oleh dua orang yang mengaku polisi, akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat. Setelah sebelumnya sempat disekap di pergudangan kawasan Buduran Sidoarjo.
Leilel pemilik usaha UD Langka Abadi mengatakan, keempat pegawainya itu ditemukan di PT Meico Abadi 2 di wilayah Buduran Sidoarjo.
“Alhamdulillah pegawai saya sudah ditemukan dan selamat. Saya ditelepon sendiri sama pak Kapolsek Buduran (Kompol Saibani), saya apresiasi kepada Kapolsek Buduran. Saya juga tidak harus mentransfer Rp15 juta,” kata Leilel kepada Radio Suara Surabaya, Sabtu (3/12/2016).
Lielel menjelaskan, kejadian ini bermula pada Jumat (2/12/2016) sekitar pukul 21.00 WIB, empat pegawai UD Langka Abadi yang membawa muatan biscuit dalam dua truk mendadak digrebek oleh dua orang yang mengaku polisi, karena dituduh barang di truk itu curian. Setelah itu, keempat orang pegawai itu dibawa keliling Sidoarjo
Dua orang yang mengaku oknum polisi tersebut lalu menghubungi Leilel dan mengatakan kalau barang biscuit miliknya merupakan barang curian. Kemudian, dua orang tersebut meminta tebusan sebesar Rp 15 juta agar keempat pegawainya bisa bebas.
“Menurut saya ini semacam modus, akhirnya saya kelabui dengan cara mengirimkan bukti transfer fiktif sebanyak Rp15 juta. Supaya pegawai saya bebas, selain itu dua oknum itu juga keluar dan bisa ditangkap petugas,” ujarnya.
Merasa ada yang tidak beres dengan kejadian ini, dia melaporkan kasus ini ke pihak Polsek Buduran. Dia juga mengatakan, tidak mengetahui secara detail tentang kejadian ini. Untuk itu, dia menyerahkan semuanya kepada Kapolsek Buduran.
Selain itu, Leilel juga meminta kepada Polsek Buduran untuk mengungkap lebih lanjut kasus ini. “Saya sudah berdiskusi dengan pihak Polsek Buduran, kalau jalur hukum seperti apa. Kalau bisa kekeluargaan karena mengingat posisi saya berada di Jakarta. Tapi saya serahkan semuanya ke pihak kepolisian. Saya juga meminta untuk mencari siapa yang punya ide seperti itu, sehingga memunculkan angka sebanyak itu untuk tebusan karena modusnya apa saya belum tahu. Sedangkan muatan saya lebih dari Rp10 juta,” katanya.
Kata Leilel, selama 20 tahun dia menjalankan bisnisnya, baru ini dia mengalami kejadian seperti ini. Untuk itu dia mengapresiasi banyak pihak termasuk Radio Suara Surabaya.
“Saya apresiasi sekali dengan SS, saya bisa menyampaikan yang saya alami dan langsung cepet responnya,” ujarnya.(tit/ipg)