Amin Sunaryadi Kepala SKK Migas mengaku, bahwa PT Lapindo Brantas Inc hingga saat ini masih baru tahap penyiapan lokasi pengeboran, mulai dengan melakukan pengurukan sekitar area lokasi di Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jumat (22/1/2016).
“Ini bukan sumur eksplorasi. Tapi sumur pengembangan dengan jarak sekitar 4 km dari pusat semburan lumpur, bisa dikatakan masuk lokasi masih aman,” kata Amin Sunaryadi Kepala SKK Migas, Jumat (22/1/2016).
Dia menjelaskan, rencana sumur yang akan dibor itu mempunyai kedalaman sekitar 1.000 meter. Berbeda dengan sumur Banjar Panji, pengeboran yang dilakukan pada tahun 2006 mempunyai kedalaman sekitar 3.000 meter.
“Sumur pengembangan TA 6 ini jaraknya hanya 50 meter dari sumur TA 1 (masih satu lokasi di Desa Kedungbanteng, red) yang hingga kini masih memproduksi gas dan tidak terpengaruh semburan lumpur,” ujar dia.
Meski masih dalam tahap rencana, namun Syaikhul Islam Ali Wakil Ketua Komisi VII dari partai Fraksi PKB secara tegas tetap menolak. Dia menilai, luberan lumpur yang saat ini masih dekat dengan pemukimam rumah penduduk, masih tercium sekitar 7 kilometer.
Untuk itu, rencana pengeboran sumur di Desa Kedungbanteng itu harus dikaji dengan benar, dan secara hati-hati.
“Karena semburan lumpur 2006 belum selesai, kini mau bikin masalah baru. Tetapi, tidak bijak juga jika kita tidak menghormati kontrak yang dimiliki Lapindo Brantas. Harus dilihat dari kedua sisi,” kata Syaikhul Islam Ali. (bry/ipg)