Sabtu, 23 November 2024

Makam Karyanto Dibongkar untuk Keperluan Autopsi

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Proses pembongkaran makam Karyanto (45) korban pembunuhan di TPU Keputih, Kamis (7/4/2016). Foto: Abidin suarasurabaya.net

Pembongkaran makam Karyanto (45) korban pembunuhan berlangsung lancar. Butuh waktu dua jam bagi tim dokter untuk mengautopsi jenazah Karyanto (45) di TPU Keputih, Kamis (7/4/2016).

Selama proses otopsi ini, jenazah PNS Pemkot Surabaya ini diletakkan di atas makamnya. Tidak ada satu pun warga yang datang untuk menyaksikan pembongkaran makam ini.

Dari pihak keluarga Karyanto, hanya dua orang yang datang, itupun tidak berada di lokasi autopsi. Keduanya memilih berteduh di tenda di luar tempat autopsi.

Petugas kembali meneliti bekas luka jenazah yang dimakamkan pada 22 Maret 2016 lalu. Ada tiga luka di tubuh korban. Luka ini terdiri dari dua luka bekas tusukan di perut sisi kiri, dan luka lecet di kakinya. Dua luka di perut itu diduga akibat tusukan pisau oleh tersangka A Syaifudin (43) sedangkan luka lecet di lututnya akibat kecelakaan.

Satreskrim Polrestabes Surabaya membutuhkan hasil autopsi sebagai bukti di pengadilan.

Sebab, saat ditemukan meninggal di Jalan Ambengan pada 21 Maret 2016 malam, Karyanto diduga korban kecelakaan. Karena, motor yang dikendarainya menabrak mobil. Jenazah Karyanto hanya divisum luar di RS Dr Soetomo.

Berdasar hasil visum inilah petugas dari Satlantas mengetahui adanya luka bekas tusukan di perut kirinya. Informasi ini langsung disampaikan ke Satreskrim.

AKBP Takdir Mattanete Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya mengatakan, memang saat itu jenazah korban tidak langsung diautopsi. Keluarga korban pun sudah meneken surat pernyataan tidak diautopsi.

“Itu alasan kenapa kok baru sekarang diautopsi,” ujar Takdir.

Hasil autopsi ini akan digunakan sebagai bukti pembunuhan Karyanto dalam sidang di pengadilan nanti.

Sementara itu, Heru keluarga korban mengatakan pihak keluarga tidak akan memaafkan perbuatan pelaku. Menurutnya, korban memiliki anak yang masih kecil. Tanpa mengungkap jumlah anaknya, Heru menyebut anak bungsu korban masih duduk di bangku TK.

“Kami minta tersangka dihukum seberat-beratnya,” kata Heru.

Sekadar diketahui, Karyanto menjadi korban pembunuhan di Jalan Ambengan pada 21 Maret 2016 malam oleh Syaifudin karena menyelingkuhi istri Syaifudin. Sehingga Karyanto ditusuk di bagian perut dan sempat melarikan diri terseok-seok dan menabrak mobil Pickup.(bid/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs