Dua mahasiswi asal Jepang, Mio Yamaguchi dan Honoka Tateoko keduanya berasal dari Aichi University of Education Japan, Rabu (14/9/2016) hadir di SMP 17 Agustus 1945 Surabaya untuk melihat dari dekat aktivtas belajar di sekolah tersebut.
Selain melihat bagaimana proses belajar mengajar disekolah itu, keduanya juga diajak memainkan sejumlah permainan tradisional yang sering dimainkan anak-anak khususnya di Pulau Jawa. Mulai dari Bola Bekel, Dakon atau Congklak serta membatik.
Tidak hanya melihat, Mio dan Honoka diajak serta bermain. Sesekali kedua mahasiswi itu tertawa karena ternyata permainan yang mereka mainkan salah. Dan setelah diberikan contoh permainan yang benar merekapun lancar memainkannya.
Kedua mahasiswi asal Jepang itu mengaku suka dan senang bisa ikut memainkan permainan tradisional khususnya yang dimainkan oleh anak-anak ini. “Di Jepang juga ada permainan anak-anak. Sedikit berbeda tetapi menyenangkan juga,” ujar Mio.
Lalu keduanya kembali ikut menikmati permainan Bola Bekel yang sebelumnya sudha dimainkan oleh para siswa-siswi SMP 17 Agustus 1945 Surabaya.
Sementara itu disampaikan Hj. Wiwik Wahyuningsih MM Kepala SMP 17 Agustus 1945 Surabaya, bahwa kehadiran kedua mahasiswa asal Jepang itu memberikan inspirasi bahwa permainan tradisional masih punya daya tarik.
“Di tengah majunya teknologi, permainan tradisional sejatinya masih menarik dimainkan. Justru pada permainan-permainan tradisional inilah anak-anak punya kesempatan untuk belajar banyak hal. Latihan kemandirian, kejujuran, bisa diperoleh dengan kegiatan semacam ini,” ujar Wiwik pada suarasurabaya.net.
Setelah bermain beberapa permainan tradisional, kedua mahasiswi bidang studi pendidikan dasar ini mencoba membatik pada selembar kain.(tok/dwi)