Hingga saat ini, masih sering terdengar bahwa aksi demo mahasiswa saat berhadapan dengan polisi selalu diwarnai dengan perselisihan, ketegangan hingga bentrokan. Itu terjadi, kata Irjen Pol Anton Setiadji Kapolda Jawa Timur lantaran polisi tidak pernah merasakan jadi mahasiswa, dan mahasiswa tidak pernah jadi polisi.
“Kalau kedua belah pihak ini sama-sama merasakan tugas masing-masing, rasanya perselisihan atau bentrok itu tidak perlu terjadi. Karena masing-masing pihak akan saling menghargai. Ini yang mesti ditelusuri lebih dalam,” ujar Irjen Pol Anton Setiadji disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Lebih jauh Kapolda Jatim menegaskan jika para mahasiswa pernah jadi polisi maka mereka akan ikut merasakan bagaimana beratnya tugas untuk melindungi sekaligus menjaga keamanan, termasuk keamanan bagi para mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa atau demo.
Demikian halnya dengan polisi. Jika para polisi pernah merasakan menjadi mahasiswa yang penuh dengan semangat serta keberanian untuk membela rakyat, maka polisi tidak perlu harus melakukan tindak kekerasan untuk menghalau atau mengamankan aksi demo para mahasiswa.
“Waktu bertugas di Sulawesi, selalu kita tekankan untuk menjaga dan mengamankan aksi yang dilakukan mahasiswa. Gunanya apa? Agar aktivitas masyarakat tidak terganggu oleh aksi mahasiswa. Makanya untuk aksi demo juga ada aturannya. Kalau tanpa izin, dan membuat jalan macet, buntutnya mengganggu perekonomian masyarakat, kita sikat,” ujar Anton.
Oleh karena itu, dibutuhkan kebersamaan sekaligus kesadaran masing-masing pihak untuk menjaga dan menahan diri agar tidak berbuat anarkis serta tidka merugikan pihak lain atau masyarakat.
“Polisi tugasnya menjaga keamanan. Kalau ada demo, polisi juga ikut menjaga keamanan mahasiswa pelaksana demo, tetapi sekaligus polisi juga menjaga keamanan masyarakat. Ini penting dipahami oleh semua pihak,” kata Anton.
Pada Selasa (23/2/2016) siang itu, Irjen Pol Anton Setiadji Kapolda Jawa Timur menjadi satu di antara pembicara pada pertemuan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se Jawa Timur menghadirkan Mayjen TNI Sumardi Pangdam V Brawijaya, Ketua DPR Jawa Timur, dan Soekarwo Gubernur Jawa Timur.(tok/ipg)