Dua mahasiswa Desain Produk Industri (Despro) ITS Surabaya, Andhika Dimas Dwiputra dan Freksa Arista Ihsan berhasil merebut gelar Honorable Mention di Michelin Challenge Design 2017.
Keberhasilan ini diumumkan akhir Okober lalu Dimas, sapaan akrab Adhika Dimas Dwiputra, mengatakan bahwa ini merupakan kali pertamanya mengikuti ajang desain mobil.
Tanpa disangka, mobil Audi Ayrus karya kedua mahasiswa itu, berhasil masuk 20 besar finalis terbaik dari total 1.600 peserta dari 80 negara, dan satu-satunya yang mewakili Indonesia.
Kompetisi ini, lanjut Dimas sebenarnya ada sejak tahun 2002 lalu. Namun, baru pada 2007 kompetisi ini jadi terkenal di kalangan mahasiswa Despro.
“Kebetulan tahun kemarin ada senior yang ikut serta dalam kompetisi serupa, namun hanya bisa jadi finalis,” kata Dimas.
Ditambahkan Freksa Arista Ihsan, jenis mobil yang dikompetisikan merupakan mobil Lemans. Yakni sebuah mobil yang sudah umum di luar negeri untuk balapan.
“Balapannya 24 jam non-stop. Pada kompetisi ini peserta dituntut untuk menciptakan desain mobil sedemikian rupa yang bisa mendukung performanya,” terang Aris.
The Design for The Win, adalah kategori penilaian mengacu pada banyak hal seperti estetika, inovasi, pemecahan masalah, hingga kemampuan adaptasinya di masa depan.
“Kebetulan desain mobil yang diciptakan ini dikhususkan untuk tahun 2030. Di mana teknologi diprediksi sudah sangat maju,” tambah Aris.
Inovasi yang diusulkan adalah penggunaan ide levitasi. Di mana fungsi mesin sebagai penggerak utama ban akan dihilangkan.
“Bisa dibilang mobil kita ini tidak memiliki mesin, hanya ada sistem magnet sehingga tanpa suspensi. Kita menggunakan sistem penggerak dinamo,” terang Aris.
Sebab, lanjut Aris dalam merancang desain mobil harus diperhatikan detailnya guna mendapatkan kecepatan maksimal.
Dimas dan Aris berharap perusahaan industri mobil dapat lebih bersikap terbuka dengan generasi muda. Sebab menurutnya, jika hanya mengandalkan generasi mereka (generasi dewasa, red), Indonesia tidak akan bisa menjadi negara superior seperti negara lain.
“Mobil punya sendiri dan asli Indonesia itu sangat dibutuhkan, hal ini dikarenakan di Indonesia sangat banyak pengguna mobil,” pungkas Dimas pada suarasurabaya.net, Kamis (3/11/2016).(tok/rst)