Nelayan di kawasan Kenjeran menemukan lumba-lumba hidung botol (tursiops truncatus) yang sempat terdampar di Nambangan Minggu (23/55/2016) lalu dalam keadaan mati, Kamis (26/5/2016).
“Tadi siang sekitar pukul 13.10 WIB ditemukan oleh nelayan di Pantai Ria Kenjeran,” kata Maftuhin pengawas perikanan Dinas Pertanian Kota Surabaya ketika dihubungi suarasurabaya.net.
Muis, nelayan yang tinggal di warga Sukolilo Baru, Kecamatan Bulak yang baru saja tiba dari melaut dan hendak pulang menemukan lumba-lumba itu mengambang. Muis melaporkan hal itu kepada Maftuhin.
“Saya langsung ke lokasi, kata Muis lumba-lumba itu mengapung sekitar 300 meter dari Pantai Ria Kenjeran dan sudah dipinggirkan oleh para nelayan,” ujarnya.
Maftuhin mengatakan, mamalia itu telah ditangani oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). “Sudah ditangani BKSDA dan tim dari komunitas peduli lingkungan,” katanya.
Setelah diperiksa, Tim BKSDA menyimpulkan lumba-lumba betina berukuran 2,5 meter itu mati karena virus. “Kalau tidak salah tadi bilang virus morbili dan apa begitu,” ujar Maftuhin.
Tim BKSDA dibantu oleh Tim JAAN menguburkan lumba-lumba malang itu tadi sore, sekitar pukul 16.00 WIB di dekat waterpark Pantai Ria Kenjeran.
Sebelumnya, nelayan di Nambangan menemukan seekor lumba-lumba tersangkut jaring nelayan Minggu (22/5/2016) siang. Lumba-lumba itu mengalami luka-luka di tubuhnya akibat karang. Tim Dokter KBS menyuntik hewan mamalia itu dengan antibodi dan vitamin.
Tim Jakarta Animal Aid Network (JAAN) serta BKSDA juga sempat membantu proses penyelamatan lumba-lumba yang terpisah dari kelompok migrasinya ini hingga berhasil dilepaskan ke tengah laut Senin (23/5/2016) sore.(den)