Seekor lumba-lumba yang terdampar di Pantai Nambangan, Kedung Cowek, Bulak, Surabaya akhirnya berhasil dilepas ke tengah laut agar kembali ke habitatnya, Senin (23/5/2016) sore.
Rifqi Ajier pemerhati satwa pegiat Komunitas Welfarian Surabaya mengatakan, lumba-lumba betina (sebelumnya diberitakan lumba-lumba jantan) akhirnya berhasil dibawa ke tengah laut agar kembali ke habitatnya Senin sore pukul 17.00 WIB.
Sebelumnya, Ajier yang juga tergabung dalam Jakarta Animal Aid Network (JAAN) bersama tim Kebun Binatang Surabaya (KBS) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim sempat melepas lumba-lumba ini dua mil dari tepi pantai.
“Kami monitor sampai pukul 13.00 WIB, ternyata tidak segera ke tengah. Lalu pukul 15.00 WIB, lumba-lumba ini kembali ke dekat daratan, mengikuti kapal,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Senin.
Barulah kemudian, gabungan tim pemerhati dan dokter satwa itu kembali melepaskan lumba-lumba lebih jauh dari tepi pantai pukul 17.00. Lumba-lumba yang sempat terjebak jaring nelayan ini dilepas empat mil dari tepi pantai, di kedalaman sekitar 20 meter. “Barulah saat itu lumba-lumba ini menyelam, lalu menghilang,” kata Ajier.
Lumba-lumba betina ini sempat terjebak jaring nelayan Nambangan, Minggu (22/5/2016) siang, pukul 14.00 WIB. Nelayan yang menemukan sempat melepasnya, tapi lumba-lumba itu justru mengikuti kapal nelayan hingga terdampar di dekat daratan Pantai Nambangan Minggu petang, selepas Maghrib.
Tim JAAN menduga, lumba-lumba betina ini terpisah dari kawanannya karena mengalami sakit yang diakibatkan oleh serangan lumba-lumba lain. “Ini kan musim kawin, kemungkinan dia sempat dapat serangan dari lumba-lumba jantan hingga akhirnya sakit. Saat kami periksa, memang ada beberapa bekas gigitan lumba-lumba,” ujarnya.
Minggu malam, Tim JAAN mencoba menghindarkan lumba-lumba ini dari penanganan salah atau kerumunan warga setempat yang ingin menonton. Sebab hal itu menyebabkan lumba-lumba semakin stres.
Tim dokter satwa dari KBS yang datang ke lokasi segera memberikan vitamin dan antibiotik untuk lumba-lumba, yang di tubuhnya ditemukan banyak luka akibat goresan karang. Sedangkan Tim JAAN memberikan stimulus dengan memberikan.
“Tadinya kami sempat menduga, jangan-jangan lumba-lumba ini dibuang. Kami beri makan ikan segar, sekaligus memastikan dugaan itu. Kalau ikan itu dimakan, berarti dugaan kami benar. Ternyata tidak dimakan, jadi kami pastikan lumba-lumba ini memang liar,” katanya.
Tim gabungan telah bekerja sebaik mungkin untuk menyelamatkan lumba-lumba betina yang terdampar di pantai Kenjeran, hingga akhirnya berhasil mengembalikannya ke laut lepas. Fenomena ini, menurut tim tersebut memang sangat jarang terjadi.
“Kami masih akan memantau sampai setidaknya dua hari ke depan, mengantisipasi kalau lumba-lumba itu kembali ke dekat daratan,” kata Ajier.(den/ipg)