Erni Lutfia Kepala Unit Pelayanan Tingkat Daerah (UPTD) Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos), Keputih, Surabaya mengusulkan agar pemerintah menempatkan petugas kesehatan untuk para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) ditempatnya. Sebab ia merasa kesulitan jika menemui klien yang menderita sakit.
“Harapan kami harusnya ada bantuan dokter khusus atau tenaga medis dari Dinas Kesehatan untuk menangani mereka di sini,” katanya pada suarasurabaya.net, Selasa (3/5/2016).
Masalah yang terjadi petugas sering melakukan prosedur yang cukup panjang bagi para pasien yang rata-rata kurang waras ini. Keterbatasan tenaga juga menjadi kendala berarti bagi petugas Liponsos.
“Kalau kita bawa ke RS Dokter Soetomo harus ada surat rujukan dulu ke Puskesmas atau dari dinas. Tapi kalau malam Luskesmas tutup,” katanya
Kendala yang dihadapi, kata Erni, petugas di Liponsos rata-rata hanya pembimbing atau pendamping yang tidak memiliki keahlian khusus untuk melakukan perawatan. Meskipun pihaknya juga telah melakukan kerjasama dengan Puskesmas terdekat, tapi itu dinilainya belum efektif.
“Petugas Puskesmas sebenarnya datang seminggu tiga kali, itu hanya petugas perawat. Tapi kalau ada dokter, pasien yang sakit kan langsung bisa diatasi, minimal ada pertolongan awal,” jelasnya
Selain itu petugas Liponsos juga tidak selalu ada di lokasi, karena mereka hanya bekerja di siang hari. Sehingga jika ada pasien yang sakit pada malam hari sering tidak teratasi.
“Pengajuan khusus sih belum, tapi kemarin itu ada studi dari Kesra yang melihat langsung kendala termasuk usul kami untuk menambah petugas perawat kesehatan, tapi hasilnya belum tahu,” katanya.
Keterbatasan petugas yang hanya berjumlah 53 orang juga menjadi beban tersendiri bagi Liponsos. Sehingga ia mengambil langkah untuk memberdayakan bagi PMKS yang telah sembuh untuk membantu petugas.
“Yang menjadi pembimbing sebanyak 15 orang, sementara sisanya petugas kebersihan, penjaga keamanan dan staf kantor,” jelasnya.
Sementara itu, kondisi penampungan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) ini juga dinilai kurang memadahi. Karena terlalu sempit bagi penghuni Liponsos yang saat ini mencapai 1535 orang. Mereka didominasi oleh penyandang psikotik sebanyak1300, sisanya adalah gelandangan, pengemis, waria dan anak jalanan.
“Jumlah yang dipulangkan dengan yang datang itu tak sebanding. Karena setiap hari jumlahnya terus bertambah, sedangkan yang dikembalikan seminggu hanya sekitar 10 – 12 orang,” jelas Erni. (rdy/ipg)