Tri Rismaharini Walikota Surabaya mengatakan, dampak buruk pesatnya perkembangan teknologi bagi anak seringkali terlambat diantisipasi oleh orangtua.
Risma mencontohkan, sekarang rata-rata siswa Sekolah Dasar sudah memiliki smartphone.
Di salah satu SD di Surabaya, Risma mengaku terkejut anak-anak bisa memahami istilah gambar jelek, merujuk pada gambar pornografi.
Orangtua, kata Risma, memang tidak pernah memberi tahu mengenai hal ini padahal anak-anak itu butuh pendampingan saat membuka internet.
Risma memaparkan sebuah hasil penelitian, anak-anak yang suka melihat gambar maupun video pornografi syaraf matanya akan rusak.
Untuk mengantisipasi dampak buruk teknologi, kampung pendidikan dapat menjadi filter.
Kampung pendidikan, kata Risma, akan mempersempit ruang untuk berbuat negatif bagi anak-anak.
Di kampung pendidikan, ada berbagai pelatihan baik seni dan olah raga bagi anak-anak.
Dengan begitu, Risma berharap anak-anak tidak hanya mendapat pendampingan yang baik di sekolah tapi juga di lingkungan tempat tinggalnya.
Tahun 2016 ini, Risma mengklaim ada 300 kampung di Surabaya yang menjalankan program kampung pendidikan. (den/dwi)