Minggu, 24 November 2024

Libur Panjang, Pengunjung Memadati Kampoeng Loemadjang Djaman Doeloe

Laporan oleh Tito Adam Primadani
Bagikan

Dalam masa libur panjang ini, banyak masyarakat memanfaatkan beberapa lokasi wisata di Lumajang untuk berekreasi. Salah satunya adalah Pameran Loemadjang Djaman Doeloe di Kawasan Wonorejo Terpadu (KWT) yang menjadi alternatif pilihan untuk berlibur.

Pameran tersebut berbarengan dengan momentum bulan budaya memperingati Hari Jadi Lumajang ke-761. Banyak penampilan beragam seni, budaya dan pameran hadir dalam pameran tersebut.

Sementara itu, pengunjung yang hadir juga tidak hanya berasal dari Lumajang saja, namun dari beberapa wilayah lainnya, seperti Jember, Bondowoso dan Probolinggo.

Berdasarkan pantauan Sentral FM, perubahan besar terjadi untuk mengubah lokasi tersebut menjadi pameran dengan suasana perkampungan Lumajang zaman dulu dengan segala pernak-perniknya. Pengunjung yang memadati lokasi serasa diajak romantisme dengan suasana tahun 1900-an.

Hal itu terlihat dari set lokasi acara yang menampilkan jajaran bangunan dari gubuk bambu yang menjadi representasi perkampungan masa lalu dan aktivitas warganya.

Perkampungan ini mewakili 21 kecamatan, mulai dari Ranuyoso di ujung utara yang berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo, hingga Tempursari yang berada di ujung paling selatan Lumajang berbatasan dengan Kabupaten Malang.

Bangunan kampung klasik ini, sangat menarik untuk mengembalikan romantisme ke masa lalu. Karena ada berbagai pernak-pernik kuno yang dipamerkan di sana. Ada yang berupa perabotan rumah tangga, foto kuno, permainan tradisional jadul, tarian tradisional seperti Jaran Slining dan lainnya, serta berbagai macam aktivitas jaman dulu yang menarik diikuti. Tidak mudah untuk mengumpulkan pernak-pernik tersebut untuk ditampilkan kepada pengunjung.

Selain itu, makanan tradisional Lumajang yang saat ini susah ditemui, ada di sini. Beragam makanan tradisional dengan alas anyaman bambu dan daun pisang, disajikan sebagai kuliner andaman. Bahkan, kendaraan yang digunakan juga jaman dahulu yakni dokar atau andong yang ditarik kuda.

Pengunjung juga merasa terpukau dengan hadirnya aktifitas masyarakat jaman dahulu di Kampung Loemadjang Djaman Doeloe. Beberapa diantaranya, yaitu membuat keris dan pandai besi. Suasana juga semakin meriah dengan adanya penampilan peserta pameran yang mengenakan pakaian lawas, berupa jarik atau kebaya, termasuk menggunakan pakaian era perjuangan.

Tidak hanya pengunjung dewasa saja yang merasa antusias dengan suasana klasik ini, anak-anak hingga pelajar juga terlihat sama antusiasnya ketika berkunjung ke pameran ini. Di tempat ini, mereka bisa belajar sambil bermain dengan benda-benda tradisional yang sudah tidak lagi mudah untuk ditemukan.

Erni Kustyarini Guru RA Muslimat III, sengaja membawa anak didiknya ke pameran ini. Dia mengatakan, anak didiknya harus tahu seperti apa suasana Lumajang zaman dulu, permainan, makanan, kendaraan, termasuk belajar dari berbagai tampilan yang ada di tempat ini.

“Anak-anak di pameran ini juga diperkenalkan cara belajar zaman dulu, menggunakan sabak, main dengan semprotan kayu dan lainnya. Menurut saya, kegiatan ini sebagai salah-satunya media pembelajaran bagi anak-anak juga yang sulit ditemui,” katanya.

Sementara itu, Asat Malik Bupati Lumajang saat meninjau pameran ini bersama jajaran Forkopimda, sempat mencoba menempa keris di sebuah stand pembuatan senjata pusaka di sana. Di sebuah bangunan yang disulap sebagai tempat pembuatan keris, dia menempa besi panas yang dibakar dengan arang untuk dijadikan keris.

Secara keseluruhan, Bupati Lumajang menganggap banyak yang menarik di pameran ini. Salah satunya, kata Asat, saat dirinya mencoba menghaluskan jagung dengan menggunakan penggilasan batu.

“Apa yang disajikan di pameran ini menunjukkan potensi budaya lama yang ada di Lumajang sangat beragam. Ini patut untuk terus dilestarikan, meski tidak meninggalkan sisi modernitas tentunya,” katanya.

Namun, menurutnya, pelestarian budaya menjadi modal untuk dijadikan budaya perekat kebersamaan dan persatuan.

“Ini menjadi kekayaan khazanah seni dan budaya juga bagi Lumajang. Saya berharap kegiatan ini menjadi agenda pariwisata bagi Lumajang untuk menarik kehadiran wisatawan,” kata Asat Malik. (her/tit/ipg)

Teks Foto :
– Beberapa aktifitas jaman dahulu di Pameran Kampoeng Loemadjang Djaman Doeloe
Foto: Sentral FM

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
32o
Kurs