Selat Karimata menyajikan keindahan bawah laut yang belum banyak diketahui dunia. Selain taman lautnya, potensi landscape-nya pun tak kalah menawan.
Oleh karenanya, dalam pembukaan puncak Sail Selat Karimata 2016, Sabtu pagi, 15 Oktober 2016 di Pelataran Pantai Pulau Datok, Desa Sutera, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Joko Widodo Presiden mengajak masyarakat turut menjaga dan memanfaatkan sumber daya alam kelautan Indonesia. Tak hanya di Pulau Karimata saja, tapi juga di pulau-pulau lain yang tersebar di Indonesia.
Pesan presiden, Sail ini harus jadi momentum kita bersama untuk menjaga, merawat, serta memanfaatkan sumber daya alam kelautan kita dengan baik. Juga momentum bersama untuk kembali pada jati diri kita sebagai bangsa bahari.
Presiden mengingatkan, 71 persen wilayah Indonesia adalah lautan. Laut tidak hanya menjadi sumber kehidupan dan masa depan bangsa, namun juga sebagai pemersatu sekitar 17 ribu pulau di nusantara.
“Laut bukan memisahkan antar bangsa, tapi laut justru menjadikan kita terhubung satu dengan yang lain,” kata presiden.
Di hadapan masyarakat Kabupaten Kayong Utara, presiden berpesan agar semua pihak berupaya untuk menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai penggerak ekonomi Indonesia. Kelestarian alam laut dan kekayaan yang lain harus dijaga bersama-sama
Jaga laut dari pencurian ikan dari pencemaran dan dari kerusakan ekosistem. Ketika nanti ikan sudah kembali berlimpah, harus terus memperkuat industri perikanan kita sehingga bisa menjadi sumber kehidupan yang berkelanjutan bagi anak-cucu kita di masa yang akan datang.
Presiden menyebut bahwa kekayaan wisata bahari Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Bunaken, Raja Ampat, Teluk Tomini, dan Selat Karimata merupakan beberapa di antaranya. Untuk itu, Joko Widodo Presiden menginstruksikan agar gelaran serupa Sail Selat Karimata ini terus digencarkan di tahun-tahun berikutnya.
“Tidak ada keraguan untuk menegaskan bahwa laut adalah masa depan kita bersama. Ayo kita kembali ke laut, kembali ke selat dan kembali ke samudera. Jadikan laut sebagai tempat menaruh harapan menuju Indonesia sebagai bangsa bahari, bangsa yang maju dan menjadi bangsa pemenang,” kata presiden.
Sail Selat Karimata Tahun 2016 ini merupakan penyelenggaraan yang ke-8 dan dilaksanakan berturut-turut tiap tahunnya. Gelaran serupa pertama kali diselenggarakan pada tahun 2009 lalu.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada penyelenggaraan kali ini pemerintah hendak berupaya mengembangkan destinasi wisata bahari dengan memperkuat pembangunan infrastruktur pendukungnya. Hal tersebut ditegaskan oleh Luhut Binsar Panjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dalam laporannya.
“Tujuan pelaksanaan sail-sail sebelumnya difokuskan pada pembangunan daerah tertinggal, sedanghkan kali ini pada pengembangan destinasi wisata bahari dan pengembangan infrastrukturnya,” ucap Luhut.
Sail Selat Karimata Tahun 2016 kali ini dimeriahkan oleh sejumlah rangkaian acara, di antaranya ialah pameran potensi daerah Kabupaten Kayong Utara, pencanangan gerakan bersih pantai dan senyum untuk menarik minat wisatawan, pelaksanaan olahraga bahari, dan juga sejumlah pagelaran seni dan budaya.
Dalam peresmian puncak acara itu sendiri, turut dipertontonkan persembahan Atraksi Budaya “Tarian Kolosal Gelar Tari Nusantara” oleh 450 penari dari Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, dan juga atraksi Fly Pass Pesawat Hawk 100-200. Penekanan tombol sirene oleh Joko Widodo Presiden dengan didampingi oleh sejumlah Menteri Kabinet Kerja menandai peresmian puncak acara tersebut.
Presiden juga meresmikan Masjid Agung Oesman Al Khair di Kecamatan Sukadana, Kalimantan Barat.
Hadir mendampingi Presiden dalam acara tersebut ialah Luhut Binsar Panjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Tjahjo Kumolo Menteri Dalam Negeri dan Jenderal Gatot Nurmantyo Panglima TNI.(jos/iss)