Sabtu, 23 November 2024

Kwarnas Pramuka Berikan Penghargaan Tertinggi kepada Megawati Soekarnoputri

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Kwartir Nasional Gerakan (Kwarnas) Pramuka akan memberikan penghargaan tertinggi, lencana Tunas Kencana kepada Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri.

Penghargaan tertinggi tersebut rencananya akan diserahkan oleh Adhyaksa Dault Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka dalam rangkaian acara penutupan kegiatan Jambore Nasional, di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Sabtu (20/8/16).

“Lencana tertinggi di Gerakan Pramuka ini diberikan kepada Ibu Megawati atas jasa-jasanya merevitalisasi Gerakan Pramuka saat gerakan ini mulai dilupakan masyarakat,” kata Adhyaksa Dault, di Bumi Perkemahan Pramuka, Cibubur, Jakarta, Jumat (19/8/16), seperti dilansir Antara.

Saat meninjau Jambore Nasional ini, Adhyaksa hadir bersama Hasto Kristiyanto Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Utut Adiyanto Ketua Fraksi PDIP DPR RI, dan Sudin Anggota Komisi IV DPR RI yang juga dari Fraksi PDIP.

Menurut Adhyaksa, Megawati melihat Gerakan Pramuka memiliki roh nasionalisme tinggi yang kemudian diwadahi dalam payung hukum, UU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.

Adhyaksa menambahkan, ketika banyak orang mulai meninggalkan Pramuka karena dianggap tidak sesuai lagi dengan zamannya, Megawati pada saat itu mendorong Gerakan Pramuka untuk terus dikembangkan.

“Kemudian, dibentuk Pokja antarinstansi sehingga marwah Pramuka muncul lagi. Terus terang Pramuka tidak bisa kuat tanpa dukungan Pemerintah,” katanya.

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini mengungkapkan, dirinya menerima banyak masukan dan usulan dari Kwartir Nasional dan Kwartir daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka untuk memberikan penghargaan kepada Megawati atas jasanya menghidupkan kembali Gerakan Pramuka yang sempat mati suri.

Menurut Adhyaksa, selama ini penghargaan Tunas Kencana baru diberikan kepada beberapa orang saja. Sebelum Megawati, penerimanya adalah Soeharto Presiden ke-2 RI, Najib Tun Razak Perdana Menteri Malaysia, dan Carl XVI Gustaf Raja Swiss.

Saat menjadi Presiden, Megawati tidak pernah absen pada upacara Hari Kelahiran Pancasila yakni pada tahun 2001, 2002, 2003 dan 2004. “Bahkan, Presiden Megawati saat itu juga menggagas agar segera dibuat UU tentang Pramuka, yang kemudian menjadi UU Nomor 12 Tahun 2010,” ujarnya. (ant/rid/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs