Dalam kunjungan kerja ke Warsawa, Ibukota Polandia, Syaifullah Yusuf Wakil Gubernur Jawa Timur mencoba merintis hubungan dagang dengan pemerintah Polandia.
“Neraca perdagangan kita dengan sejumlah negara saat ini cenderung menurun. Dengan Singapura turun. Dengan Eropa stagnan. Karena itu, kita mulai merintis dengan negara-negara yang selama belum besar neraca perdagangannya,” kata Gus Ipul dalam jamuan makan malam di KBRI Warsawa, demikian rilis yang diterima suarasurabaya.net
Dalam kunjungan selama sepekan di Polandia, Gus Ipul didampingi sejumlah pejabat Pemprov dan Sudomo Margontoro Konsul Kehormatan Polandia di Surabaya. Mereka disambut jamuan makan malam oleh Peter F Gonta Dubes RI.
Dalam kunjungan Gus Ipul ini, secara kebetulan mereka bertemu dengan rombongan Komisi I DPR RI yang dipimpin Nurhayati Assegaf dan Titiek Soeharto. Hadir juga Muhaimin Iskandar Ketua Umum DPP PKB.
Peter Gonta yang juga dikenal sebagai pengusaha dan musisi jazz mengaku sangat gembira dengan kehadiran Gus Ipul dan delegasi dari DPR RI. Dia berharap pemerintah Jawa Timur memelopori hubungan dagang dan kerjasama dengan Polandia, terutama di bidang pertanian dan industri pangan.
“Biaya pendidikan di sini juga murah. Mengirim seorang mahasiswa ke AS, bisa untuk membiayai 6 mahasiswa kita di Polandia. Untuk bidang sains dan pertanian, di sini sudah sangat bagus. Jadi kirim mahasiswa kita ke sini untuk belajar sains dan pertanian,” kata Gonta.
Gus Ipul menanggapi setuju pendapat Peter Gonta itu. Dia menilai Polandia menjadi tujuan misi dagang karena negara ini telah lama menjadi basis industri dan produk pertanian untuk Uni Eropa.
“Rasanya bisa jadi alternatif untuk membuat kompetitif harga daging dan produk pertanian di Jawa Timur,” katanya.
Harga daging sapi, misalnya, setara dengan Rp 60 ribu per kilo gram. Sedangkan ayam mencapai Rp 15 ribu per kilo gram. Namun, selama ini, produk-produk Polandia belum bisa masuk langsung ke Indonesia. Kementerian pertanian RI saat ini sedang melakukan inspeksi terhadap sejumlah industri peternakan di negara eks Uni Soviet ini.
Sekedar diketahui, sebagai negara anggota Uni Eropa, Polandia mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kawasan ini. Pertumbuhan ekonominya berkisar antara 3 sampai 4 persen per tahun.
Jumlah penduduknya yang sama dengan jumlah penduduk Jatim, sekitar 38 Juta penduduk, mempunyai GDP Perkapita USD 14 ribu atau tiga kali lipat lebih dibanding GDP Perkapita warga Indonesia.
Polandia juga mempunyai sisi menarik. Meski income perkapitanya jauh lebih besar dibanding Indonesia, biaya hidup warga Polandia tergolong rendah. Berdasarkan survey PBB tahun 2016, Polandia menduduki peringkat biaya hidup ke 68 di dunia. Sedangkan Indonesia di urutan ke 67. Jadi lebih murah dari Indonesia. (tit/tok)