Tangan dan kaki Kusnan (62) terus bergetar. Dia terbaring di atas tempat tidur yang terletak di depan rumahnya yang terendam banjir hingga satu meter. Salah seorang warga Bulu Pinggir RT6 RW1 Warugunung Karang Pilang itu terpaksa harus dievakuasi karena punya riwayat stroke.
Tak lama kemudian, empat tim medis dari Kecamatan Karang Pilang datang untuk mengevakuasi Kusnan dengan menggunakan tandu. “Nanti kita periksa dulu ke Puskesmas,” tutur salah satu tim medis.
Kusnan merupakan salah seorang dari 687 jiwa warga Warugunung yang terdampak banjir luapan kali Surabaya, sejak Kamis dinihari (11/2/2016). Namun, dari ratusan warga itu, tidak banyak yang mau dievakuasi ke Posko Pengungsian.
“Kalau banjir ini terprediksi, mungkin mereka sempat menyelamatkan barang. Tapi, karena datang tiba-tiba akhirnya mereka memilih tinggal untuk menjaga barangnya,” ujar Achmad Widyanto Camat Karang Pilang ditemui di lokasi, Jumat (12/2/2016).
Widy tidak bisa memprediksi kapan luapan Kali Surabaya yang merendam 4 Kelurahan di Kecamatan Karang Pilang ini akan surut. Sebab, debit air sungai masih tinggi akibat dibukanya dam yang ada di Mojokerto.
“Kalau banjir seperti ini tidak bisa diprediksi, tergantung air dari hulu,” katanya.
Sementara itu, Gatot Samsul Hadi Lurah Warugunung mencatat, meski sudah dibuka Posko di beberapa tempat, namun warga memilih tinggal di rumahnya yang terendam banjir.
“Yang mengungsi baru 53 orang di Posko Kelurahan, yang kondisinya sakit ada 3 orang. Warga juga mulai terserang gatal-gatal,” katanya.
Banjir di Karang Pilang ini juga diamankan oleh gabungan TNI dan Polri. Kompol Arisandi Kapolsek Karan Pilang mengatakan, setiap harinya pihaknya menerjunkan 30 personil untuk mengamankan warga.
“Kalau malam kita minta backup dari Polrestabes. Kita siagakan segala kemungkinan. Mulai menolong orang yang sakit, yang membutuhkan evakuasi, distribusi logistik. Keamanan barang berharga saat ditinggal mengungsi,” katanya.(bid/ipg)