Sabtu, 23 November 2024

Ketua DPR RI Beli Senyum Presiden Jokowi

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ade Komaruddin (Akom) Ketua DPR RI dengan lukisan Senyum Presiden Jokowi. Foto: Faiz suarasurabaya.net

Senyum Joko Widodo Presiden RI mengembang di dalam lukisan yang dikreasikan secara langsung oleh penyandang disabilitas bernama Maghrur Art Rodhi. Kreasi itu langsung ditunjukkannya dalam pameran lukisan karya penyandang disabilitas digelar di gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/3/2016).

Ada 9 pelukis disabilitas yang memamerkan karya-karya mereka. Sembilan pelukis tersebut, masing-masing Agus Yusuf, Art Rhodi, Faisal Rusdi, M Amanatullah, Sabar Subadri, Salim Harama, Sayang Bangun, Totok NS, dan Wibowo.

Ade Komaruddin (Akom) Ketua DPR RI tertarik pada lukisan itu, dilihatnya dengan teliti. Tak lama kemudian, dia berpaling dan menanyakan langsung kepada Art Rodhi. “Ini berapa harganya mas?”‎

“Rp2,5 juta pak,” jawab Art Rodhi.

Tanpa ragu, Akom langsung sepakat untuk membelinya. Wartawan lalu bertanya kepada Akom, mengapa dia berniat sekali membeli lukisan itu. Akom lalu diam sejenak, kemudian menjawab bahwa dirinya ingin menghadiahkan lukisan itu kepada sang presiden. Apalagi, sang presiden baru saja mendapat anugerah besar dengan lahirnya sang cucu pertama, Jan Ethes Srinarendra.

“Untuk cucu Pak Jokowi,” kata Akom, sapaan akrab Ade Komaruddin.

Jokowi memang baru mendapatkan cucu pertama pada 10 Maret 2016 lalu, dari pasangan Gibran dan Selvi anak pertama dan menantunya,.

Acara pameran itu sendiri dilaksanakan serangkai dengan seminar panel mengenai RUU Disabilitas, yang sudah diajukan DPR RI masuk ke dalam Prolegnas Prioritas 2016.

Menurut Akom, dia mendorong pelaksanaan kegiatan itu demi peningkatan kesetaraanan sekaligus mendorong RUU Disabilitas segera diselesaikan. Dan gayung bersambut, kata Akom, Pemerintah dan DPR RI saat ini sudah cukup sependapat soal draf RUU Penyandang Disabilitas.

“Oleh karena itu, melalui kegiatan diskusi panel dan pameran lukisan disabilitas yang diprakarsai DPR, seperti tak henti-hentinya terus mendorong pemerintah untuk segera menindaklanjuti RUU Disabilitas yang diinisiasi DPR,” kata Akom.

Tujuh pelukis difabel yang ikut serta dalam ajang pameran itu tergabung dalam Association of Mounth and foot Painting Artis (AMPFA). Ditambah dua pelukis di luar anggota AMFA yaitu Wibowo dan Totok.

Senada dengan Ade, Winantuningtyastiti Sekjen DPR RI menjelaskan bahwa RUU penyandang disabilitas ini adalah pengganti UU Nomor 4 tahun 1997 tentang penyandang cacat. Karena UU tersebut lebih berparadigma pada soal pelayanan dan belas kasih.

“Sedangkan penyandang disabilitas berparadigma pemenuhan hak penyandang disabilitas, baik hak ekonomi, politik, sosial, maupun budaya,” ujar Winantuningtyastiti.

Diamenjelaskan bahwa RUU disabilitas ini mengakomodir beberapa isu krusial yang selama ini menjadi masukan dari penyandang disabilitas. Seperti soal kuota ketenagakerjaan, konsensi, dan bab larangan serta sanksi bagi para pelanggar hak disabilitas.

“Setelah menjadi RUU inisiatif DPR maka tahap selanjutnya adalah menanti langkah pemerintah untuk memberikan tanggapan berupa daftar inventarisasi masalah, sekaligus menunjuk kementerian terkait yang akan menjadi mitra pembahas,” ujar dia.

Winantuningtyastiti berharap agar pameran lukisan penyandang disabilitas ini menjadi bola salju yang akan menggelinding dengan dorongan yang semakin besar. Sehingga perjalanan RUU ini menjadi Undang-undang yang dinanti para penyandang disabilitas bisa menjadi kenyataan dan lebih cepat terlaksana.(faz/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs