Pembangunan bangsa ditengah makin maraknya disintegrasi serta menguatnya paham fundamental radikal di tengah masyarakat membutuhkan pijakan pembangunan, dan keberagaman budaya Jawa Timur dapat dijadikan satu di antara pijakan itu.
“Pencatatan keberagaman kebudayaan yang dimiliki Jawa Timur harus segera dilakukan agar tetap terjaga dan mampu mengilhami masyarakat. Agar pembangunan bangsa dapat berjalan sesuai dengan nilai-nilai luhur yang dimiliki bangsa ini,” kata Rangga Bisma Aditya Sekretaris DKJT.
Demikian juga dengan keberagaman warisan budaya tak benda yang dimiliki Jawa Timur sebaiknya juga segera dilakukan pendaftaran kepada Unesco agar nantinya warisan leluhur bangsa ini tidak menjadi milik bangsa lain.
Sementara itu, disampaikan Dra. Hartini, MM., Kepala Bidang Budaya, Seni, dan Film (BSF) Disbudpar Jatim, bahwa sudah saatnya keragaman kebudayaan bangsa termasuk warisan budaya tak benda segera dicatatkan sebagai warisan budaya Indonesia.
“Sudah saatnya keragaman budaya Jawa Timur untuk dicatat sebagai warisan budaya Indonesia, hal tersebut dapat dijadikan sebagai pijakan pembangunan bangsa. Ini penting dilakukan segera, karena menyangkut kebutuhan bangsa,” kata Hartini.
Hingga saat ini, lanjut Hartini warisan budaya tak benda yang berasal dari Jawa Timur yang telah tercatat sebagai warisan budaya Indonesia antara lain: Singo Ulung Bondowoso, Tari Seblang Banyuwangi, Wayang Topeng Malang, ritual Tumpeng Sewu, dan beberapa lainnya.
“Tradisi lisan Syiir Madura, upacara Kasada, seni tradisi Ludruk, Jaran Bodhag, dan Dongkrek dari Madiun adalah juga bagian dari warisan budaya tak benda yang sudah tercatat jadi warisan budaya Indonesia,” ujar Hartini pada suarasurabaya.net, Sabtu (20/2/2016).
Beberapa di antara warisan budaya tak benda yang teregistrasi di Indonesia dan kemudian berhasil masuk warisan budaya tak benda dunia oleh Unesco diantaranya adalah: Wayang, Keris, Angklung, Tari Saman, Noken, Tenun Ikat Sumba, dan Batik.(tok/ipg)