Komisi III DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Setelah Komjen Polisi Tito Karnavian Kepala BNPT menyampaikan paparannya, giliran satu persatu anggota Komisi III melontarkan pertanyaan-pertanyaan.
Muhammad Syafii, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Gerindra menyoroti tewasnya Siyono terduga teroris asal Cawas, Klaten, Jawa Tengah akibat kekerasan fiisik yang dilakukan Densus 88.
Menurut Syafii, tewasnya Siyono karena dugaan kesalahan SOP (Prosedur Standar Operasional) yang dilakukan Densus 88, justru akan menumbuhkan radikal-radikal baru di masa yang akan datang.
“Diduga teroris mati tanpa proses pengadilan dan sampai hari ini, Komisi III atau komisi hukum di republik inipun tidak tahu bagaimana kelanjutan mereka yang mati ditembak tanpa peradilan itu. Program deradikalisasi ini akan terbantu kalau ada kejelasan SOP, cara menembak mati mereka yang terduga teroris. Tanpa kejelasan itu, program deradikalisasi itu bullshit!” ujar Syafii dalam rapat di Komisi III, Rabu (13/4/2016).
Tanpa kejelasan (SOP) itu, Syafii yakin Siyono ditembak mati, maka anaknya, keluarganya dan orang-orang yang bersimpati karena tidak menemukan tanda-tanda keterlibatan teroris, akan bisa menjadi bibit teroris yang baru.
Sementara Salamudin Daeng anggota Komisi III dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) mengatakan, penanganan-penanganan terhadap terduga teroris yang menyalahi prosedur akan berakibat fatal.
Korban-korban Densus 88 yang merasa dianiaya dan didzolimi inilah yang akan melihat program deradikalisasi salah dan justru menumbuhkan radikalisme baru.
“Harapan saya, ada standarisasi SOP. Jangan nanti pimpinan BNPT prosedur oke, semua oke, pelaksanaan di bawah keluar dari aturan main,” kata Salamudin.
Dia menegaskan, BNPT bukan lembaga pengadilan, tetapi merupakan lembaga yang seharusnya mencegah terjadinya tindakan terorisme.
Sekadar diketahui, Komisi III, Rabu (12/4/2016) menerima Muhammadiyah, Komnas HAM dan Kontras yang melaporkan hasil autopsi Siyono terduga teroris. Hasil autopsi ini menunjukkan Siyono tewas tanpa melawan dan tulang iganya patah menusuk jantung.
Sementara dalam paparan tadi, Tito Karnavian tidak menyinggung kasus Siyono, sedang saat berita ini turun, rapat sedang pada sesi pertanyaan-pertanyaan anggota Komisi III.(faz/ipg)