Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengharapkan raihan medali perak pertama yang didapatkan oleh lifter Sri Wahyuni dalam ajang Olimpiade Rio, dapat menjadi pendorong semangat kontingen Indonesia secara keseluruhan.
“Tentu saja kita semua bersyukur, pemerintah mengapresiasi perolehan Sri, kami berharap perak ini menjadi pendorong para atlet lainnya agar mengejar capaian tertinggi syukur-syukur segera mendapat emas,” kata Gatot S Dewa Broto Deputi IV Bidang Olahraga Prestasi di Gedung Kemenpora, Jakarta, Senin (8/8/2016).
Atas raihannya tersebut, Sri membawa Indonesia menempati menempati posisi sementara ke-20 dalam perolehan medali di ajang Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil dengan memperoleh total satu medali yaitu perak.
Untuk posisi pertama diduduki Amerika Serikat dengan total 12 medali yang terdiri dari tiga emas, lima perak dan empat perunggu. Sementara di posisi dua adalah Republik Rakyat China dengan total delapan medali yang terdiri dari tiga emas, dua perak dan tiga perunggu.
Sebagai bentuk apresiasi negara pada atlet yang berlaga di Rio de Janeiro termasuk Sri, Gatot mengatakan pemerintah menjanjikan akan memberi bonus sebesar Rp5 miliar bagi peraih medali emas, Rp2 miliar untuk peraih perak dan Rp1 miliar bagi yang mendapatkan perunggu.
“Itu janji negara ya dan tidak akan berubah dan mudah-mudahan cepat dieksekusi,” ujar Gatot.
Meskipun begitu, dia mengingatkan hal tersebut tidak berarti secara seketika atlet pulang ke dalam negeri sudah ada uang yang akan dipersiapkan untuk itu, karena harus ada proses administrasi yang dilewati. Namun, dia menegaskan pihaknya akan secepatnya menyalurkan dana tersebut.
“Pada intinya pemerintah akan memberikan dana itu secepatnya, seperti amanat pak menteri yang bilang pada mereka mumpung peluh dan keringat mereka masih ada dan basah, artinya dalam momentum ini,” ujar Gatot.
Selain uang bonus, Gatot mengatakan pemerintah juga menyediakan dana pensiun bagi para peraih medali di olimpiade yang hendak akan pensiun dari olahraga, tidak perlu khawatir akan hal tersebut.
“Dana tersebut juga tidak hanya dilihat keikutsertaan di Olimpiade Rio dan bahkan untuk yang sebelumnya telah di eksekusi oleh pemerintah sekirar tanggal 2 Juni jadi tidak perlu khawatir akan itu,” kata Gatot.
Kendati mengaku bangga atas capaian kontingen Indonesia yang berhasil mendapatkan medali perak, Gatot mengatakan dirinya kecewa karena mayoritas masyarakat Indonesia tidak bisa menyaksikan perjuangan atlet-atlet Indonesia, pasalnya tidak ada stasiun televisi nasional tidak berbayar yang menyiarkan olimpiade.
“Disayangkan memang ini, karena yang tidak berbayar tidak ada yang menayangkan olimpiade. Karena hal tersebut, dalam waktu dekat kami akan menyurati TVRI,” ujar Gatot.
Gatot menjelaskan tindakan tersebut diambil oleh Kemenpora karena sebelumnya hal mengenai penyiaran laga Olimpiade ini pernah dibicarakan dengan stasiun televisi milik negara tersebut.
“Selain itu, jika kami menghubungi media swasta, akan sulit karena hak siar telah jatuh ke tangan Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) yang disiarkan di Nexmedia yang berbayar, tapi kan jika TVRI, kami bisa minta karena milik negara,” ucap Gatot.