Keluarga Tidak Berkenan, TNI AU Tidak Jadi Bangun Monumen

Proses Evakuasi puing-puing pesawat Super Tucano TT 3108 yang jatuh Jl LA Sucipto Blimbing, Malang dimulai lagi Kamis (11/2/2016) pagi ini. Sebab, masih ada bagian mesin dan rangka yang belum tuntas dalam evakuasi, Rabu (10/2/2016) tadi malam.

Kolonel Penerbang Fairlyanto Kadisops Lanud Abdurrahman Saleh mengatakan, evakuasi ini dilakukan karena masih ada bagian mesin yakni Engine yang masih tersisa.

“Untuk video recorder sudah kita amankan. Sebagian rangka sudah kita evakuasi tadi malam,” ujarnya di lokasi.

Kolonel Penerbang Fairlyanto juga mengatakan, evakuasi ini nanti sekalian dilakukan pembersihan lokasi jatuhnya pesawat. Setelah selesai dilanjutkan pembangunan kembali rumah warga.

“Kita akan bangunkan kembali sesuai permintaan keluarga,” katanya.

Dalam evakuasi tadi malam, juga termasuk mengangkat bagian jenazah Sersan Syaiful Arif Rahman sorang teknisi pesawat yang masih berada di Kokpit saat pesawat jatuh.

Jenazah Sersan Syaiful dapat diangkat sebagian pada pukul 18.00 WIB dan dievakuasi selanjutnya pada pukul 22.00 WIB.

Rencana TNI AU untuk membeli rumah korban dan mendirikan tugu monumen di rumah Mujianto dan Almarhumah Erna tidak disetujui oleh pihak keluarga. Akhirnya, pihak keluarga meminta untuk dibangunkan kembali rumah yang tanahnya gandeng dengan Mushola itu.

Pantauan suarasurabaya.net, evakuasi pagi ini berhasil membawa bagian puing pesawat yang diduga merupakan bagian depan moncong pesawat Tucano yang jatuh menukik hingga menembus tanah di Rumah warga tersebut.

Puing dengan panjang 3 meter itu dinaikkan ke atas truk oleh 30 personel Paskhas TNI AU setelah sebelumnya ditarik oleh mobil melewati Gang XII Jl LA Sucipto.(bid/dwi)

Teks Foto:
1. Kolonel Penerbang Fairlyanto Kadisops Lanud Abdurrahman Saleh saat memberikan keterangan, Kamis pagi (11/2/2016).
2. Petugas membawa bagian penting dari pesawat saat evakuasi pagi ini.
Foto: Abidin suarasurabaya.net