Sabtu, 23 November 2024

Kampungku Indonesia Tentang Kampung di Mata Stefano Romano

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Stefano menunjukkan satu diantara karyanya di Kampungku Indonesia. Foto: Totok suarasurabaya.net

Fasih berbahasa Indonesia, Stefano Romano kelahiran Roma, Italia, Sabtu (3/9/2016) hadir di Kota Surabaya, tepatnya dikampus Stikosa-AWS untuk berbagi pengalamannya mengabadikan aktivtas masyarakat yang ditemui disejumlah kampung yang ada di Indonesia.

“Kampung-kampung itu seperti urat nadi manusia. Berkelok-kelok tetapi saling menyambung dan terhubung. Ini sangat luar biasa dan menarik sekali. Ada berbagai aktivitas masyarakat di kampung-kampung itu, sangat menyenangkan,” ujar Stefano.

Suatu kali saking asiknya memotret dan mengabadikan momen disebuah kampung, Stefano lupa jalan keluar. Tetapi kemudian, dengan cara berpikirnya yang sederhana, Stefano berhasil menemukan jalan keluar dari labirin jalanan kampung yang memang padat.

“Dimana saja, saat mulai berjalan-jalan, yang ada di otak hanya keinginan berjalan-jalan untuk melihat sesuatu yang baru. Seperti anak kecil. Selalu mencari sesuatu dan melihat sesuatu lalu terngangah. Menyenangkan,” lanjut Stefano.

Buku foto yang disusun Stefano, Kampungku Indonesia memang luar biasa. Kesederhanaan yang tampil sejatinya menyimpan rekaman berbagai peristiwa, aktivitas dan keseharian manusia-manusia dilingkungan kampung.

Mamuk Ismuntoro pegiat fotografi di Kota Surabaya, menegaskan bahwa karya foto Stefano Romano seharusnya menjadi acuan atau jadi pemicu bagi fotografer lokal untuk membuat karya-karya tentang kekayaan dan kearifan lokal Nusantara.

“Berapa banyak fotografer atau para pecinta fotografi Indonesia yang mau memilih bidikan obyek seperti yang dilakukan Stefano Romano?? Ini sangat luar biasa, meskipun sederhana. Didepan mata, bukan jauh diseberang benua,” kata Mamuk.

Karya-karya foto Stefano layak diacungi jempol. Obyek yang dipilih sangat sederhana, aktivitas masyarakat atau orang-orang yang bermukim di kampung-kampung. “Ketika kampung mulai hilang, berganti dengan gedung tinggi, maka foto-foto ini menjadi bagian dari catatan sejarah manusia,” tukas Mamuk.

Sabtu (3/9/2016) Stefano Romano fotografer asal Roma, Italia hadir di kampus Stikosa-AWS Surabaya selain memberikan materi pengenalan fotografi kepada para mahasiswa baru, juga membedah buku foto karyanya.(tok)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs