Angka kekerasan seksual yang tiap tahun meningkat jadi perhatian beberapa organisasi perempuan di Surabaya, termasuk Korps HMI Wati (KOHATI) Surabaya.
Sebagai refleksi milad ke-50 tahun, KOHATI mengadakan pendidikan seks yang dirangkai dengan pendidikan tentang narkoba pada anak jalanan di Taman Paliatif Ambengan, Minggu (18/9/2016) siang.
“Acara ini sebagai aksi kami menentang kekerasan pada anak yang tiap tahun naik di Surabaya”, kata Sofia Al-Farizy Ketua Umum Kohati Surabaya.
Kegiatan yang juga menggandeng Surabaya Save Child dan Gerakan Anti Narkoba (Granat) ini diikuti oleh sekitar 50 anak jalanan dan masyarakat. Kegiatan diawali dengan pendidikan tentang seks dan narkoba satu arah. Kemudian dilakukan permainan ular tangga, diselingi pertanyaan mengenai seks dan narkoba.
“Untuk awal, kami sosialisasikan pada anak jalanan yang sering mendapat perilaku diskrimasi”, tambah Sofia.
Sementara itu, Roy Koordinator Surabaya Save Child mengatakan bahwa sosialisasi tentang bahaya narkoba dan seks bebas belum tersosialisasikan dengan masif ke anak jalanan.
“Anak-anak jalanan di Taman Bungkul merupakan salah satu contoh bahwa narkoba dan seks bebas sudah merambah di kalangan mereka”, kata Roy.
Data yang diterima Kohati Surabaya dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestabes Surabaya menyebut, ada 23 kasus kekerasan seksual anak di Surabaya dalam tiga bulan terakhir tahun 2016. Angka tersebut meningkat dibanding tahun 2015 yang `hanya` 17 kasus.
“Semoga kegiatan ini disambut positif banyak orang demi menyelamatkan generasi muda Surabaya”, pungkas Sofia di akhir acara. (ham/iss)