Memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia, Jurnalis Surabaya menggelar aksi simpatik di depan Kebun Binatang Surabaya (KBS) Jalan Diponegoro, Selasa (3/5/2016).
Totok Sumarno, seorang jurnalis foto mengaku, di Hari Kebebasan Pers jurnalis menginginkan Surabaya sebagai tempat terbuka. Dengan memberikan dan membuka akses informasi yang faktual dan berimbang bagi para wartawan.
“Dengan keterbukaan informasi, maka kebebasan akan didapat. Jangan sampai, di Hari Kebebasan Pers ini kita menjadi terbelenggu, tertutupnya informasi,” kata Totok yang juga reporter suarasurabaya.net, Selasa (3/5/2016).
Sementara itu Tudji Martudji, reporter Viva, mengaku, di Hari Kebebasan Pers ini, semua informasi itu harus disampaikan ke wartawan. Sebab, informasi itu juga untuk kepentingan masyarakat.
“Apalagi, kita itu bekerja dilindungi Undang-undang. Selain itu keterbukaan informasi juga diperlukan, karena sudah diatur dalam Undang-undang No 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik,” ujar Tudji Martudji.
Sementara dalam aksi tersebut, jurnalis Surabaya menggelar aksi teaterikal, yang menggambarkan kebebasan pers itu harus didapatkan seorang wartawan, baik itu foto, cetak, elektronik (radio, online dan televisi, red), agar informasi bisa disampaikan pada masyarakat. (bry/ipg)