Meski pemerintah pusat mengizinkan masuknya impor daging beku, namun Pemerintah Jawa Timur tetap akan menolak dan tetap akan mengandalkan daging lokal untuk memenuhi kebutuhan dalam provinsi.
“Kami tetap akan menolak daging beku, apalagi daging kerbau yang rencananya juga akan masuk tetap akan saya tolak,” kata Soekarwo, Gubernur Jawa Timur, Kamis (14/7/2016).
Selain stok daging yang masih mencukupi, rasa daging beku dan daging kerbau jelas berbeda dengan daging fresh dari para peternak lokal. Apalagi, daging lokal juga memiliki harga yang beragam sehingga sangat terjangku.
“Kalau daging agak mahal, masyarakat lebih suka beli daging tetelan yang harganya lebih murah, prinsipnya masyarakat itu masih menyukai daging yang fresh bukan beku apalagi daging kerbau,” ujarnya.
Apalagi, daging kerbau jelas memiliki tekstur yang keras dan memiliki serat besar yang tentunya berbeda dengan daging sapi yang lebih halus dan empuk.
“Mungkin di daerah lain seperti di Kudus itu suka menyembelih kerbau, tapi di Jatim itu pokoknya tetap sapi,” kata gubernur Jawa Timur dua periode ini.
Hal yang sama diungkapkan Maskur, Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur. Menurut dia, daripada impor daging kerbau lebih baik melakukan pengembangan sapi lokal.
Pengembangan sapi, tentu akan berpengaruh kepada banyak hal diantaranya muncul rekanan pakan sapi, industri kerajinan kulit sapi juga meningkat dan menghidupkan kembali Rumah Potong Hewan yang mulai lesu.
“Jadi banyak manfaatkan jika kita memperbanyak sapi lokal, dengan begitu, banyak tenaga kerja yang terserap, di satu sisi stok daging juga masih aman,” kata Maskur. (fik/rst)