Pemerintah mencatat jumlah dokter gigi di Indonesia hingga saat ini masih belum mencukupi. Di Jawa Timur sendiri dari 960 puskesmas yang tersebar di 855 desa, ternyata 152 puskesmas diantaranya belum memiliki dokter gigi.
“Dengan jumlah penduduk sekitar 38 juta jiwa, tercatat hanya ada 4100 dokter gigi sehingga rasio dokter gigi di Jatim ini seorang dokter gigi harus melayani 10 ribu penduduk,” kata Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Wakil Gubernur Jawa Timur ketika menghadiri Airlangga Internasional Dental Expo 2016, di Gramedia Expo, Kamis (20/10/2016).
Menurut Gus Ipul, selain jumlahnya yang kurang, ternyata mayoritas dokter gigi menumpul di kota-kota besar seperti Surabaya, sidoarjo, malang, dan Jember. Bahkan 40 persen dokter gigi di Jawa Timur berdomisili di Surabaya sehingga persebaran di daerah lain masih cukup memprihatinkan.
“Saya berharap kampus-kampus seperti Unair segera bisa mencetak lebih banyak lagi dokter gigi sehingga kekurangan ini bisa segera diantisipasi,” kata Gus Ipul.
Kekurangan ini tentu dilematis. Di satu sisi, era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menjadikan dokter gigi asing akan segera masuk, namun di sisi lain kuota dokter gigi sebenarnya masih cukup kurang.
Apalagi, dokter gigi merupakan satu dari 8 bidang profesi yang sudah wajib mendapatkan Mutual Recognation Arrangement (MRA) atau pengaturan pengakuan kesetaraan di era MEA, yaitu insinyur, arsitek, tenaga survei, dokter, dokter gigi, perawat, akuntan, dan tenaga pariwisata.
“Pemerintah dan organisasi profesi dokter gigi harus secepat mungkin membuat lompatan peningkatan kompetensi dokter gigi Indonesia agar dapat bersaing dengan dokter gigi asing baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” kata Gus Ipul.
Lompatan kompetensi dokter gigi Indonesia dapat ditingkatkan melalui transfer pengetahuan dan transfer teknologi kedokteran gigi.
Karena itu Pemerintah Jawa Timur mendukung sepenuhnya penyelenggaraan Airlangga Internasional Dental Expo 2016 kali ini.
Sebuah konsep baru pameran alat dan bahan kedokteran gigi terbesar di Indonesia. Pameran yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia ini digagas dan diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. (fik/tit/tok)