Merespon kebijakan pemerintah menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar, mahasiswa Arsitektur Universitas Muhamamdiyah Surabaya gelar project Jangan Takut Sampah Plastik.
Project yang diharapkan memberikan edukasi kepada masyarakat luas untuk tidak khawatir terhadap semakin bertambahnya sampah plastik, melalui pameran karya-karya, mulai dari hiasan dinding, hingga aquarium dan rak buku terbuat dari sampah plastik.
Selain pameran, pada kesempatan itu juga dimanfaatkan para mahasiswa untuk mengingatkan kepada pemerintah tentang regulasi plastik berbayar, dengan menggunakan media karya berjudul manusia koin.
M. Nasir, dosen pendamping pameran menjelaskan bahwa acara pameran tersebut bertujuan untuk melengkapi kebijakan pemerintah tentang plastik berbayar.
Kebijakan plastik berbayar tidaklah cukup untuk menurunkan kuantitas sampah plastik di Indonesia. Pemerintah perlu mendorong masyarakat untuk menggunakan sampah plastik sebagai media kreatif untuk hiasan maupun yang lainnya.
Dan tentang karya para mahasiswa Arsitektur ini adalah bukti bahwa sampah plastik dapat diolah menjadi berbagai benda atau barang dengan estetika tinggi.
“Selain pentingnya kembali mengolah sampah plastik, yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana pemerintah mengelola dana yang diperoleh dari plastik yang sebelumnya diberikan cuma -cuma itu menjadi berbayar. Itu juga penting,” kata M. Nasir.
Sementara itu, dijelaskan Sukadiono Rektor Universitas Muhamamdiyah Surabaya bahwa kebijakan plastik berbayar merupakan bentuk kesadaran bahwa bumi ini sudah terlalu tua untuk memikul sampah plastik yang mulai menggunung. Sampah plastik ini sulit diurai dan ini berbahaya bagi masa depan bumi.
“Kampus sebagai institusi moral juga perlu bersikap atas kondisi ini. Universitas Muhammadiyah Surabaya mulai menerapkan kebijakan meminimalisir penggunaan sampah plastik dan kami sudah jauh jauh hari menerapkan ini,” ujar Sukadiono pada suarasurabaya.net, Kamis (3/3/2016).(tok/rst)