Pimpinan DPR RI melakukan pertemuan bilateral dengan DPR Kanada di sela-sela jelang acara pembukaan Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF) ke-24 yang dilaksanakan di Vancouver, Kanada.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Fadli Zon Wakil Ketua DPR RI, yang didampingi Nurhayati Assegaf Ketua BKSAP DPR RI dan Andika Pandu Puragabaya Anggota BKSAP. Turut mendampingi adalah Teuku Faizasyah Dubes RI untuk Kanada. Sementara Kanada diwakili oleh Geoff Regan Ketua DPR-nya.
Pertemuan dilakukan secara tertutup di Hotel Westin, Vancouver, Kanada, Senin (18/1/2016).
Usai pertemuan, Fadli Zon menjelaskan kedua belah pihak membicarakan berbagai topik.
Yang pertama adalah terkait isu terorisme, dimana ada warga negara Kanada yang menjadi korban dalam dua serangan teror aktual di beda negara, yakni Indonesia dan Burkina Faso. Baik pihak Indonesia maupun Kanada sama-sama menyampaikan penyesalan serta rasa duka cita mendalam atas kejadian itu.
“Kita sama-sama mengutuk tindakan teror di Sarinah dan Burkina Faso,” kata Fadli Zon dalam keterangannya yang diterima suarasurabaya.net.
Selain itu, kedua belah pihak juga sama-sama mengakui pentingnya hubungan bilateral yang telah terjalin akrab selama lebih dari 60 tahun.
Secara khusus, sebagai Ketua Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC) Fadli menyampaikan harapannya agar kegiatan Jaringan itu mendapat dukungan Pemerintah serta Parlemen Kanada.
“Saya jelaskan kampanye antikorupsi sangat besar dampaknya, dan kini sudah diikuti 106 negara. Usaha ke situ tak mudah. Masalah korupsi masih di depan mata. Tapi dengan forum ini, minimal ada awareness, kehati-hatian, anggota parlemen dunia tak masuk ke jebakan korupsi,” kata dia.
Di bidang ekonomi, kedua pihak sama-sama menyadari adanya perlambatan volume perdagangan kedua negara karena masalah ekonomi dalam negeri dan situasi global. Selama ini, Kanada termasuk pengekspor besar ke Indonesia dengan produk potasium, pesawat Bombardier, perusahaan finansial Manulife, Blackberry, hingga gandum.
“Sementara dari sisi Indonesia masih defisit. Maka kita harap kalau bisa Kanada banyak menyerap produk Indonesia yang tentu mereka butuhkan. Misalnya produk pertanian, perikanan, kemudian palm oil, dan lain-lain,” kata Fadli.
Di pertemuan itu, sempat disinggung juga soal Poros Maritim yang merupakan komitmen Presiden Jokowi. Pada titik itu, Kanada menyampaikan harapannya untuk bisa dilibatkan oleh Indonesia.
“Mereka harap ada kerja sama di bidang pelabuhan. Ada juga keinginan Kanada membangun refinery atau kilang minyak di Indonesia. Saya kira ini peluang bagus yang bisa ditangkap Pemerintah kita,” kata Fadli. (faz/dwi/rst)