Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga mengimbau para pemudik lebih berhati-hati saat melakukan perjalanan di jalur-jalur rawan yang ada di Jawa Timur. Dinas PU Bina Marga mencatat, setidaknya ada sembilan jalur utama yang harus diwaspadai para pemudik.
“Ada sembilan jalur utama yang harus diwaspadai, rata-rata karena terjadi penyempitan dan persimpangan jalan,” kata Supaad, Kepala Dinas PU Bina Marga, Rabu (15/6/2016).
Menurut dia, jalur rawan pertama adalah jalur Mantingan-Ngawi yang merupakan jalan nasional. Di jalur ini hingga kini masih ditemukan banyak lubang, retak serta bergelombang. “Saat ini, perbaikan masih dilakukan dan bisa selesai 22 Juni,” kata Supaad.
Selain jalan rusak, jalur Mantingan-Ngawi juga mengalami penyempitan jalan di Jembatan Dadung dan Kedung Pring. Jembatan ini masih memiliki lebar dua lajur, padahal jalan utama di kawasan itu sudah empat lajur.
Titik kedua yang patut diwaspadai yakni jalur Ponorogo-Pacitan khususnya di KM 228 yang sejak tahun 2015 pernah terjadi longsor. Di titik longsor ini, Dinas PU Bina Marga juga telah membangun jembatan bailey yang ditargetkan akan rampung sebelum H-10 lebaran.
Titik ketiga yakni jalur Bojonegoro-Padangan-Ngawi yang kondisi jalannya mengalami kerusakan sepanjang 30 KM. “Jalan ini retak dan bergelombang karena tanah ekspansif (tanah bergerak),” kata dia.
Untuk titik rawan macet keempat yakni di jalur Gresik-Lamongan-Babat. Khusus di daerah Duduk Sampeyan, Gresik ada penyempitan jalan (bottle neck). Di Lamongan juga ada dua persipangan rel yang longgar sehingga meski jalan sudah empat lajur tetap saja rawan macet.
“Di Pucuk hingga Babat jalan juga tidak rata. Ini jalan nasional dan tambal jalannya seperti bakpo (kue). Jadi pemudik kalau lewat seperti naik kuda,” ujarnya.
Titik rawan kelima yakni di jalur Jombang-Kertosono-Nganjuk-Caruban. Di jalur ini, ada beberapa hambatan diantaranya di Jembatan Pulorejo, kemudian persimpangan Mengkreng. Selain itu, di Nganjuk-Caruban juga terjadi penyempitan jalan dan persimpangan sebidang dengan kereta api di kawasan Wilangan.
Selain itu, jalan rawan macet juga ada di Taman-Krian Sidoarjo hingga Mlirip Jampirogo Mojokerto. “Biasanya dari by pass Mojokerto dan Waru-Krian sering macet karena volume dan persimpangan jalan,” kata dia.
Di wilayah Madura, kemacetan juga masih akan mewarnai kawasan Bangkalan-Ketapang-Satabar hingga Sumenep serta di selatan mulai Bangkalan-Sampang-Pamekasan hingga Sumenep. Kemacetan umumnya akibat jalan berlubang serta adanya pasar tumpah.
Sedangkan jalur selanjutnya yang menjadi titik rawan macet adalah jalur Probolinggo-Wonorejo Lumajang-Jember hingga Banyuwangi. Khusus di Gunung Kumitir antara Jember-Banyuwangi rawanlongsor dan jalan tanjakan rawan terjadi kecelakaan.
Sedangkan titik rawan macet terakhir atau kesembilan yakni di jalur Situbondo-Banyuwangi. “Ada pelebaran Jembatan Ketapang sehingga rawan macet. Pelebaran dari 7 meter menjadi 18 meter. Tapi diupayakan bisa segera selesai dan dihentikan pengerjaannya H-10 sehingga saat mudik bisa dilewati,” kata Supaad. (fik/ipg)