Sarlito Wirawan ahli psikologi, dari Universitas Indonesia, mengatakan, terdakwa Jessica Kumala Wongso punya motivasi saat membuat “benteng” dari jejeran kantong kertas di atas meja sebelum Wayan Mirna Salihin tiba.
Dalam rekaman kamera, “benteng kantong kertas” itu menghalangi gerakan tangan Jessica kemudian.
“Sudah pasti ada motivasi, untuk menutupi apa yang akan dilakukan kemudian,” kata Wirawan, ketika menjadi saksi ahli dalam sidang perkara tewasnya Mirna akibat kopi bersianida di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2016).
Dia mengatakan, terdakwa pasti sengaja menjejerkan paper bag itu di atas meja. Ia menyimpulkan terdakwa saat itu melakukannya karena ingin melakukan sesuatu yang tak mau dilihat orang lain.
Dilansir antara dia menganalisa rekaman CCTV dari Kafe Olivier pada 6 Januari 2016 serta membantu Polda Metro Jaya memverifikasi berita acara dari tim psikologi dan tim IT.
Dari rekaman CCTV itu, dia tidak bisa memastikan apa yang dilakukan terdakwa saat gerak-geriknya tertutupi dedaunan.
“Apa karena sengaja biar tertutup atau memang kebetulan daun di situ dan menutupi CCTV,” ujarnya.
Sarlito menyimpulkan ada kaitan antara urutan gerak-gerik terdakwa yang memasang “dinding penghalang” dari kantong kertas, hingga Mirna datang kemudian tewas setelah meminum kopi yang dipesan Jessica.
Mirna meninggal dunia di RS Abdi Waluyo, Jakarta Pusat, usai meminum es kopi Vietnam bercampur sianida di Kafe Olivier pada 6 Januari 2016.(ant/zha)