Penulis novel fiksi ilmiah Supernova, Dewi Lestari, menilai kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) telah ada sejak lama dan bukan hal yang menurut dia harus diributkan.
“Saya merasa perkembangan di ndonesia secara global saat ini banyak gerakan konservatif yang sangat vokal sehingga barangkali ada isu-isu yang sebetulnya sudah lama bersama-sama dengan kita tiba-tiba ada friksi baru yang terasa lebih runcing. Padahal kan ini sebetulnya sebuah fakta sosial yang sudah sangat lama terjadi,” kata dia, di Jakarta, Jumat (26/2/2016) seperti dilansir Antara.
Belakangan ini penolakan LGBT memang meruak di mana-mana, terkhusus setelah ada kasus pelecehan seksual sesama jenis oleh artis berinisial SJ.
Dalam seri pertama Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (2001), Dee menghadirkan tokoh bernama Dimas dan Reuben yang merupakan pasangan gay. Penulis yang akrab disapa Dee itu mengaku kehadiran pasangan gay itu sebenarnya bukan bermaksud menunjukkan dukungan.
“Ketika Supernova pertama keluar banyak juga dari komunitas LGBT yang senang karena merasa terwakili. Saya menaggapi biasa-biasa saja karena saya tidak menyiratkan dukungan atau pun sesuatu yang dirayakan. Saya hanya menceritakan ini ada dua tokoh yang punya orientasi seksual yang berbeda,” jelas Dewi.
Menurut Dee, kelompok LGBT merupakan kelompok yang ada di tengah-tengah masyarakat. Dari sudut pandangnya sebagai penulis, lanjut dia, ia hanya ingin menghadirkan aspek lain bahwa cinta juga bisa terjadi di orientasi yang beda dengan heteroseksual.
“Pada kisah Dimas dan Reuben juga tidak ada romantis-romantisnya atau adegan panas, justru mereka lebih seperti partner diskusi. Tujuan saya cuma itu saja bahwa banyak realitas sosial yang terjadi di sekitar kita dan itu bukan merupakan sesuatu yang luar biasa,” tutur ibu dari dua anak itu.
“Mereka adalah tokoh lain sebagaimana tokoh-tokoh lain yang juga ada di buku saya. So nothing special. Justru ketidakspesialan itu yang sebetulnya ingin saya tunjukkan, mereka memang ada. Itu saja,” kata Dee.(ant/dop/ipg)