Paviliun Indonesia meraih penghargaan pameran terbaik (the best exhibition award) di bursa pariwisata internasional (Internationale Tourismus-Borse/ITB) Berlin, Jerman, mengalahkan India dan Korea Selatan, Sabtu (12/3/2016) malam waktu setempat (Minggu WIB).
“Kami bangga Paviliun Indonesia berhasil meraih penghargaan sebagai the best exhibition award untuk wilayah Asia, Australia dan Oseania,” ujar Nia Niscaya, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Kementerian Pariwisata RI di Berlin, seperti dilansir Antara
Paviliun Indonesia bertemakan kapal khas Bugis, phinisi, itu dinilai tim juri ITB Berlin yang berlangsung di kompleks pameran Berlin (Berlin Messe) pada 9-13 Maret 2016 sebagai anjungan yang paling berwarna (coulourful booth) dari segi desain maupun program acaranya.
Paviliun Indonesia menampilkan berbagai produk industri, atraksi kesenian berupa musik dan tari tradisional hingga kontemporer, serta pojok kopi (coffee corner) maupun artis potret siluet yang selalu ramai pengunjung.
Selain itu, demo membuat jamur untuk upacara dan kostum yang dikenakan penari dari Malang Carnaval dinilai sebagai pakaian yang luar biasa (unbelievable costumes).
Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI, yang ikut mengunjungi Paviliun Indonesia, mengemukakan bahwa ada banyak kriteria yang dinilai dengan standar yang serius dan detail selama penyelenggaraan ITB Berlin.
“Kami cukup bangga atas the exhibition award, penghargaan terbesar ini, karena sejatinya kemenangan itu direncanakan konsepnya,” ujar Arief.
Konsep Paviliun Indonesia memberi kesan terbuka dan menerima kehadiran semua orang (welcome to all) yang melibatkan 101 industri mengunakan bahan baku produknya ramah lingkungan, sehingga dapat digunakan kembali, didaur ulang dan mengurangi polusi (reusing, recycling and reducing pollution).
“Materi promo berupa cetakan poster dan leaflet semuanya tidak dibuang ke tong sampah, tetapi masih akan dimanfaatkan untuk KBRI dan promosi Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di Jerman, karena masih akan dipakai lagi bahan-bahan promosi itu,” ujarnya.
Adapun tema Indonesia Hebat (Wonderful Indonesia) memperlihatkan kreativitas seniman Nusantara, sehingga berhasil menghidupkan Paviliun Indonesia yang memiliki kawasan Asia-Australia-Oseania.
Atraksi kerajinan siluet wajah, kerajinan berbahan janur kuning dan anyaman khas Indonesia membuat banyak pengunjung rela antri cukup lama untuk menonton, bahkan membelinya. Selain itu, pengunjung juga antri untuk menikmati sarana spa tradisional melibatkan dua terapis dan dua kursi malas di pojok paviliun.
Pojok kopi (coffee corner) Indonesia melibatkan dua peramu saji kopi (barista). Satu yang khusus mengolah biji kopi asli dari Gayo, Mandailing, Sidikalang, Jawa Temanggung dan Toraja. Satu lagi peracik cocktail yang dibawa khusus, mencampur jahe, kopi dan aneka macam minuman tradisional dengan minuman bermerek Eropa, sehingga menjadi kombinasi rasa yang sangat khas.
Semua pemandu paviliun mahir berkomunikasi dalam bahasa internasional, terutama Inggris dan Jerman, sehingga tidak ditemui kesalahpahaman bertransaksi sebelum, saat dan setelah kegiatan berlangsung.
“Semua itu dipersiapkan dengan tidak tanggung-tanggung,” katanya.
Kemenangan Paviliun Indonesia di ITB Berlin, menurut dia, melengkapi semua misi perjalanan pemasaran (travel mart) selama Februari-Maret 2016 di berbagai tempat, yakni Los Angeles (LA), Amerika Serikat (AS), dan Hongkong Victoria meraih juara.
“Puncaknya ITB Berlin ini. Impact-nya terhadap marketing adalah brand Wonderful Indonesia semakin menanjak tajam,” demikian Arief Yahya.
Hernowo Muliawan dari Tim disain PCO Karma Wibangga yang menyiapkan Paviliun Indonesia di ITB Berlin merasa bangga kinerjanya berhasil meraih penghargaan terbaik untuk wilayah Asia, Australia dan Oseania.
Hernowo Muliawan didamping Enny Ratnadewi bekerja keras menyiapkan Pavilion Indonesia di ITB Berlin 2016 itu bertema Budaya Maritim Indonesia yang mengetengahkan wilayah Nusantara sebagai daerah tujuan wisata kepulauan terbesar di dunia sekaligus menampilkan kekayaan daya tarik wisata bahari, alam dan budaya yang tersebar di 17.000 lebih pulau.
Dikatakannya, Paviliun Indonesia mewakili tema budaya maritim tersebut ditampilkan dalam bentuk tiga sosok kapal phinisi yang tengah berlabuh menempati latar depan paviliun, kemudian latar belakang perairan Raja Ampat sebagai salah satu destinasi wisata bahari Indonesia yang telah dikenal luas oleh masyarakat dunia.
Tampilan kapal phinisi tersebut juga merupakan bentuk pelestarian warisan budaya nenek moyang yang sekaligus menonjolkan kekuatan Indonesia sebagai bangsa bahari dan negara maritim modern.
Paviliun Indonesia di ITB Berlin seluas 693 meter persegi dan dibangun dua lantai menampung 100 mitra bisnis maupun mitra pameran dari Indonesia untuk menjalin transaksi bisnis dengan pembeli dari seluruh dunia.(ant/iss/rst)