Kelompok bersenjata ISIS melancarkan serangan di dekat sarana utama perminyakan di Libya utara, Senin (4/1/2016), namun ditangkal, kata pejabat militer.
Kelompok itu pada awalnya melakukan serangan bom mobil bunuh diri di pos pemeriksaan militer di jalan masuk kota Al Sidra, yang menewaskan dua tentara, kata kolonel militer, yang setia kepada pemerintah diakui secara internasional.
“Kami diserang iringan sejumlah kendaraan kelompok ISIS. Mereka kemudian melancarkan serangan di kota Ras Lanouf lewat selatan namun tidak berhasil masuk kota,” kata Bashir Boudhfira seperti dikutip Antara.
Kelompok bersenjata ISIS beberapa pekan mencoba bergerak ke timur dari kota pantai Sirte, yang dikuasainya, untuk mencapai yang disebut bulan sabit perminyakan Libya, dan pangkalan utama minyak Al Sidra dan Ras Lanouf.
Pejabat perminyakan Libya kepada media mengatakan bahwa sebuah tangki penyimpanan minyak di Ras Lanouf dengan kapasitas 420.000 barel atau sekitar 66 juta liter terbakar pada saat bentrokan terjadi.
Kelompok bersenjata ISIS dalam akun Twitter mereka mengumumkan bahwa para pasukannya telah memimpin sebuah serangan terhadap wilayah Al Sidra yang diikuti oleh bentrokan keras dengan yang mereka sebut sebagai musuh Tuhan.
Pegaris keras itu mengambil keuntungan dari kekacauan di Libya sejak pemberontakan 2011, yang menggulingkan dan menewaskan Moamar Gaddafi untuk memperluas pengaruhnya di sana.
Serangan pada Senin itu merupakan yang pertama sejak kelompok bersenjata ISIS menguasai kota asal Kadhafi, Sirte pada Juni 2015.
Kelompok itu mengatakan serangan yang dilakukan datang setelah mereka menguasai kota Ben Jawad yang terletak sekitar 150 kilometer di bagian timur Sirte.
Itu datang pada saat Kolonel angkatan udara dari kota Misrata, sebelah timur Tripoli mengatakan serangan udara yang dilakukan dari pagi hari hingga malam terhadap lokasi-lokasi para ekstremis.
Pejabat tersebut yang menolak memberikan nama mengatakan serangan itu difokuskan kepada sasaran di antara Al Sidra dan Ben Jawad.
Komentarnya datang di tengah laporan yang menyebutkan kelompok bersenjata ISIS bergerak ke arah barat dari Sirte.
Sementara itu, kantor berita nasional libya, LANA, mengutip seorang juru bicara kemiliteran, melaporkan sebuah pesawat Mig 23 Flogger jatuh di wilayah Abu Hadi, bagian barat daya kota kedua Benghazi dikarenakan sebuah kesalahan teknis di sistem hidroliknya.
Kelompok Intelijen SITE melaporkan bahwa jatuhnya pesawat tersebut diklaim dilakukan oleh kelompok bersenjata ISIS.
Minyak adalah sumber daya alam utama Libya, menghasilkan sekitar 254 juta liter per harinya, menghitung lebih dari 95 persen ekspor dan 75 persen dana keseluruhan.
Namun, kekacauan telah memaksa sebuah kemerosotan produksi yang besar.
Negara itu berada di tempat yang diperkirakan menyimpan cadangan minyak sebesar 7 triliun liter dan menjadi yang terbesar di Afrika.
Libya telah memiliki administrasi pesaing pada 2014, ketika sebuak aliansi milisi menguasai Tripoli dan memaksa pemerintah melarikan diri ke bagian timur.
PBB sedang menekan kedua belah pihak untuk menerima sebuah kesepakatan pembagian kekuasaan yang diharapkan akan membantu membalikkan perolehan yang didapatkan oleh kelompok bersenjata ISIS.
Pada 17 Desember di bawah arahan PBB, para duta dari kedua belah pihak dan sejumlah tokoh politik lainnya menandatangani sebuah perjanjian untuk sebuah pemerintahan yang bersatu.
Itu membentuk pemerintahan beranggotakan 17 orang dengan pebisnis Fayez el Sarraj sebagai Perdana Menterinya dan bermarkas di Tripoli.
Peter Millet, duta besar Inggris di Libya, mengutarakan kekhawatirannya terkait perkembangan terbaru.
“Sangat khawatir oleh adanya laporan yang menyebutkan serangan kelompok bersenjata ISIS di Sidra dan Ras Lanuf. Memperkuat kebutuhan bagi para masyarakat Libya untuk mendukung pemerintahan kesepakatan nasional,” katanya dalam Twitter-nya.(ant/iss/ipg)