Kelompok ISIS membangun “pertahanan terakhir” di bekas benteng pertahanan mereka di Sirte, Libya, tempat mereka kini hanya menguasai area sekitar dua blok menurut Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada Kamis (1/12).
ISIS menguasai seluruh kota pelabuhan Mediterania tersebut musim panas tahun ini, dan membangun benteng pertahanannya di Libya.
Amerika Serikat memulai operasi pengeboman pada Agustus atas permintaan Pemerintah Kesepakatan Nasional (Government of National Accord/GNA) Libya untuk membantu pasukan setempat merebut kembali kota tersebut lebih dari setahun setelah kelompok ISIS menguasainya.
Operasi yang berlangsung berbulan-bulan lebih lama dari perkiraan awal itu tersebut berhasil mempersempit wilayah kekuasaan ekstremis menjadi sekitar 50 bangunan.
Ekstremis yang tersisa jumlahnya tinggal sedikit, “tapi mereka gigih dan berjuang sampai mati,” kata Letnan Jeff Davis juru bicara Departemen Pertahanan AS. “Itu daerah yang sulit.”
“Ini pertahanan terakhir ISIL di Sirte dan mereka berjuang habis-habisan,” tambah dia menggunakan akronim ISIS.
Jatuhnya Sirte, kampung halaman diktator Moamar Gadhafi berada 450 kilometer di timur Tripoli, akan mewakili pukulan telak terhadap ekstremis, yang juga menghadapi kemunduran dan serangan besar di Suriah dan Irak menurut warta kantor berita AFP yang dikutip Antara.(ant/iss/ipg)