Sabtu, 23 November 2024

Hipmi Minta Menhub Tak Emosional Memblokir Taksi Aplikasi

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ilustrasi. Foto: www.philstar.com

Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) meminta pemerintah tidak emosional memblokir angkutan berbasis aplikasi. Hipmi meminta angkutan berbasis aplikasi semestinya diakomodasi oleh pemerintah. Sebab, angkutan berbasis aplikasi seperti Grab, Uber, dan Go-Jek dan sejenisnya merupakan sebuah keniscayaan dari evolusi angkutan umum dan perangkat teknologi informasi.

“Angkutan berbasis aplikasi merupakan sebuah keniscayaan. Ini sebuah bagian dari evolusi dan inovasi moda transportasi dunia. Kalau pemerintah melawan trend dan evolusi semacam ini, kita akan makin ketinggalan. Makanya, Hipmi minta dengan sangat agar Pak Menhub (Ignatius Jonan Menteri Perhubungan) atau pemerintah cermat membaca trend ini dan tidak emosional memblokir taksi aplikasi,” ujar Yasir Palito Ketua Bidang Industri Kreatif BPP Hipmi di Jakarta, Selasa (15/3/2016).

Yaser mengatakan, kemajuan teknologi dan inovasi membuat Taksi Uber dan kawan-kawan lebih efisien sehingga dia menawarkan harga yang lebih terjangkau. Disisi lain, tariff taksi konvensional semakin mahal dan tak mampu menurunkan tarif. Sebab itu, taksi aplikasi mesti diakomodir dan tidak dimatikan agar konsumen tidak dirugikan.

Yaser mengatakan, tidak hanya taksi, banyak perusahaan tua, konvensional, dan besar saat ini bertumbangan karena terlambat melakukan inovasi dan tidak customized.

“Mereka merasa hebat namun lamban berinovasi sebab terlalu gendut dan gemuk. Kemudian muncul ide-ide kreatif dari usaha-usaha startup anak-anak muda. Mereka kelabakan, minta proteksi dari pemerintah. Ini yang enggak bole. Pemerintah harus menjamin persaingan secara sehat ditingkat kreatifitas bukan melakukan proteksi melalui penguasaan kebijakan pemerintah. Kalau enggak kreatif ya mati saja. Orang kreatif itu mau dimatikan juga tetap hidup,” ujar Yaser.

Untuk itu, Hipmi meminta agar pemerintah segera mengakomodasi perizinan taksi dan angkutan berbasis aplikasi. Negara-negara seperti Meksiko dan Filipina dapat menjadi rujukan akomodasi regulasi terhadap angkutan berbasis aplikasi. Sebagaimana taksi lainnya, taksi aplikasi diakomodir sesuai ketentuan yang berlaku.”Termasuk membayar pajak,” kata dia.

Yaser menegaskan, selama ini taksi aplikasi bukan tidak mau mengurus perizinan, namun selain belum ada payung hukum, proses perizinan angkutan berpelat kuning pun di republik ini dikenal terlalu lama, panjang, bertele-tele, serta berbiaya tinggi.

Yaser mengatakan, arahan Jokowi presiden sudah jelas yakni Kementerian Perhubungan harus mengakomodasi regulasi dari angkutan berbasis aplikasi saat kasus penutupan Go-jek mencuat.

“Sampai sekarang arahan Presiden ini kok belum dijalankan. Ini ada apa?” kata Yaser curiga.

Hipmi menduga ada korporasi angkutan besar ingin memonopoli bisnis angkutan taksi. Praktik monopoli dan penguasaan pangsa pasar taksi kota ini sangat berbahaya bagi konsumen.”Kalau persaingan dimatikan, nanti yang korban inovator-inovator startup baru dan konsumen. Sebab jujur saja, taksi konvensional ini sudah mahal, terlambat, uang kembalian penumpang kerap sengaja ditahan dengan alasan macam-macam. Sangat tidak nyaman,” kataYaser.

Ia mengatakan, perusahaan-perusahaan yang tidak adaptif akan digilas oleh kemajuan. Tidak peduli ukuran perusahaan itu sebesar apa. Dia mencontohkan bagaimana raksasa-raksasa elektronika dunia dari Jepang seperti Sony, Toshiba, hingga Panasonic satu per satu bertumbangan sebab terlambat melakukan adaptasi. Sementara, raksasa-raksasa elektronika Korea seperti Samsung dan LG semakin berkibar, begitu juga dengan brand-brand dari Tiongkok.

Salah satu brand mendunia di industri kamera yakni Kodak. Saat ini, Kodak tinggal sebuah kenangan sebab terlambat melakukan innovasi. “Siapa sih yang enggak tahu Kodak dulu berjaya dengan kamera analognya. Sampai-sampai semua tustel dibilang kodak. Tapi kemudian digilas oleh teknologi kamera digital. Sekarang bangkainya ada di Hollywood berupa gedung monumen Kodak,” ujar dia.

Sebab itu,Hipmi meminta agar pemerintah atau regulator tidak boleh kalah cepat dari para innovator. Pemerintah harus menjemput bola dengan segera merevisi berbagai kebijakan yang sudah usang dan membuat regulasi-regulasi baru yang lebih adaftif dan mutakhir bagi perkembangan zaman?Jangan sudah ramai-ramai begini baru kaget-kaget birokrasi kita,” kata Yaser.(faz/iss/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs