Sejak sekitar pukul 08.00 wib, para pinandita di pura Agung Jagad Karana, Surabaya telah mempersiapkan berbagai banten atau sesaji yang ditempatkan di sekitar altar persembahyangan, menyambut umat yang datang untuk mengikuti persembahyangan Galungan.
Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan Bali (210 hari) yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan), yang jika dimaknai dalam penanggalan Masehi perayaan Galungan jatuh pada hari Rabu (10/2/2016).
“Galungan itu merupakan perayaan guna menyatakan hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan sifat Adharma atau sifat kejahatan. Untuk merayakan kemenangan itu umat Hindu menggelar persembahyangan serta upacara Galungan,” ujar Wayan Suraba Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Surabaya.
Umat mendatangi pura kemudian melakukan persembahyangan, bersama keluarga atau kerabat. Setelah selesai melakukan persembahyangan, biasanya dilanjutkan dengan berkumpul bersama sambil menikmati hidangan-hidangan khas.
“Biasanya umat berkumpul di pura, kemudian melakukan persembahyangan, memanjatkan doa kepada sang Hyang Widhi, Wase. Mengucapkan syukur, serta berdoa. Sudah itu, saling mengucapkan selamat dan biasanya dilanjutkan dengan makan bersama,” kata Wayan Suraba.
Dijadwalkan, persembahyangan perayaan Galungan di Pura Agung Jagad Karana digelar pada pukul 18.00 wib, dilanjutkan dengan pertemuan bersama di pura bersama dengan umat Hindu.
“Tidak ada yang khusus memang. Tetapi Galungan selalu dirayakan oleh Umat Hindu. Pada pagi hingga siang biasanya umat bersama keluarga bersembahyang di pura. Malamnya kembali datang untuk berdoa bersama,” kata Wayan Suraba pada suarasurabaya.net.(tok/rst)