Puncak acara Hari Anak Nasional (HAN) pada Sabtu, 23 Juli 2016 akan digelar di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Acara ini diikuti oleh 700 anak dari berbagai provinsi di Indonesia dan 2.000 anak dari Mataram.
“Kegiatannya memberikan penghargaan kepada anak-anak yang berprestasi. Yang terpenting adalah mendengar suara anak. Jadi, seluruh anak Indonesia kumpul untuk menyuarakan pendapat yang nantinya akan disuarakan kepada pemerintah dan masyarakat,” ujar Wahyu Hartomo Sekretaris Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak saat dihubungi Radio Suara Surabaya.
Pada kesempatan ini akan diberikan penghargaan kepada 9 anak terbaik dari jenjang SMP dan SMA yang telah memberikan manfaat untuk masyarakat dengan menuliskan pengalaman mereka. Nantinya hal ini akan bisa menjadi inspirasi bagi anak lain.
Hasil diskusi forum anak akan dipilih 10 poin yang layak diberikan kepada presiden untuk direalisasikan. Hasil ini murni dari suara anak, tidak direkayasa dan tidak ada campur tangan dari orang dewasa.
Tema Hari Anak Nasional tahun ini adalah Akhiri Kekerasan Terhadap Anak. Hal ini dilatarbelakangi karena prihatinnya kondisi anak Indonesia yang rentan terhadap kekerasan dan pelecehan seksual. Ini ditujukan untuk keluarga, masyarakat, dan pemerintah untuk lebih peduli terhadap anak.
“Untuk itu presiden membuat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) pelindungan anak untuk pemberatan hukuman. Yohana Yembise Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Kamis (21/7/2016) bertemu dengan DPR untuk membahas penetapan Perpu Perlindungan Anak menjadi Undang-Undang. Jika DPR menyetujui, maka ini merupakan hadiah untuk Hari Anak Nasional, dan bisa diterapkan untuk mengurangi kekerasan-kekerasan terhadap anak”, katanya.
Hal ini menjadi momentum 5-10 tahun ke depan untuk mengurangi kasus kekerasan kepada anak.
Dengan melalui Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) yang telah diterapkan di kalangan RT/RW di Rembang Jawa Tengah terbukti kasus kekerasan anak bisa berkurang.
“Ini yang akan dikembangkan di seluruh Indonesia agar kekerasan anak di Indonesia bisa banyak berkurang bahkan nol,” tambahnya.(zha/ipg)