Sabtu, 23 November 2024

Gafatar Tiru Gerakan Negara Islam Indonesia

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Ilustrasi

Ken Setiawan, Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Rabu (13/1/2015) mengatakan, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) merupakan gerakan yang meniru dari gerakan NII. Bahkan program Gafatar, dinilai juga sama dengan gerakan yang dilakukan NII.

“Gafatar ini copy paste-nya NII dan memang sama programnya, dulu di MIM (Masyarakat Indonesia Membangun) Panji Gumilang masuk ke pengurus MIM dan ini telah dibekukan,” kata Ken ketika dihubungi melalui sambungan telepon.

Setelah NII dibubarkan, saat itu muncul Al-Qiyadah al-Islamiyah, yang dipimpin oleh Ahmad Musadeq. Musadeq kemudian dihukum 2,5 tahun penjara dengan tuduhan menistakan agama.

Bebas dari penjara, Musadeq ternyata mendirikan Komunitas Milah Abraham yang juga dilarang MUI. “Musadeq kemudian pada tahun 2011 mendirikan Gafatar dengan kegiatan yang lebih positif sehingga mudah diterima masyarakat,” kata Ken.

Kegiatan positif Gafatar diantaranya adalah pelatihan pertanian, peternakan, donor darah serta kegiatan lainnya. “Tak jarang, Gafatar juga mengandeng pemerintah, polisi dan militer seperti Kodim dan Polres,” ujarnya.

Ken menjelaskan, pola perekrutan anggota Gafatar dilakukan mirip dengna cara NII yaitu mengajak melalui orang-orang terdekatnya. Satu calon anggota, biasanya dirayu oleh lima orang dari Gafatar.

“Kegiatan-kegiatan Gafatar juga dijadikan menjadi ajang untuk perekrutan anggota,” ujar Ken. Bahkan Gafatar juga menjanjikan beasiswa kepada anak-anak muda yang masih kuliah.

Sekadar diketahui, Gafatar ramai diperbincangkan setelah kasus hilangnya dokter Rica Tri Handayani di Yogyakarta sejak 30 Desember 2015. Di Surabaya, seorang mahasiswa bernama Erri Indra Kausar juga telah meninggalkan rumahnya di Jalan Suripto, Kenjeran, Surabaya, sejak empat bulan lalu. Dua orang ini diduga menghilang setelah ikut Gafatar. (fik/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs