Jumat, 1 November 2024

Gafatar Eksis di Surabaya Sejak 2014

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Kantor Sekretariat Kantor Gafatar di Banjarbaru. Foto: banjarmasin.tribunnews.com

Keberadaan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Surabaya mulai diketahui sejak 2014 lalu. Organisasi terlarang, yang baru-baru ini kembali muncul dengan nama baru ini diduga masih eksis di Surabaya sampai sekarang.

Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbang Linmas) Surabaya mendata kantor sekretariat organisasi ini, saat itu, sudah berpindah-pindah.

“Pertama di Rungkut Harapan. Lalu di Jalan Tales II. Sedangkan kantor sekretariat tingkat Provinsi saat itu di Pepelegi (Waru, Sidoarjo),” ujarnya ketika dihubungi suarasurabaya.net, Selasa (12/1/2016).

Padahal, jauh sebelum itu Kementerian Dalam Negeri telah mengeluarkan larangan pengembangan organisasi ini, tertanggal April tahun 2012.

Karena itulah, Bakesbangpol Linmas telah mengeluarkan arahan ke berbagai pihak pada Januari 2014 lalu, agar mewaspadai organisasi ini.

“Waktu itu kami sudah arahkan, mulai lurah, camat, serta SKPD, supaya tidak memberikan fasilitas dan kesempatan bagi organisasi ini,” ujarnya.

Organisasi Gafatar di Surabaya seringkali bekerjasama dengan berbagai pihak, baik swasta maupun pemerintah, untuk melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan.

“Tidak hanya tingkat RT atau RW, mereka juga bekerjasama dengan berbagai pihak, bahkan dengan Polsek sampai Koramil,” katanya.

Hilangnya Erri Indra Kausar, Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) sejak 17 Agustus 2015 yang diduga karena bergabung dengan Gafatar, membuat Pemkot Surabaya makin gerah.

“Bu Wali Kota saat itu langsung menggalang kerjasama dengan pihak kedutaan Malaysia, karena tujuan Erri saat itu ke Kalimantan,” katanya. Sampai saat ini Erri belum ditemukan.

Soemarno mengimbau, agar masyarakat mewaspadai kelompok-kelompok yang mengadakan kegiatan atau pertemuan dengan atribut yang mirip Atribut Gafatar.

“Biasanya pakai jaket seperti jas, warnanya dominan kuning oranye, dengan logo seperti matahari hampir terbit,” katanya.

Dia kembali menegaskan, organisasi ini biasanya merekrut anak-anak muda mulai usia SMP hingga mahasiswa dalam kegiatan sosial kemasyarakat dengan mengatasnamakan keagamaan.

“Kalau ada keluarga yang ikut ke organisasi tertentu, harus betul-betul diikuti, apa betul ajarannya. Sebab kedoknya memang organisasi sosial, tapi setelah masuk akan diberi doktrin-doktrin,” ujarnya.

Organisasi Gafatar kini juga sudah berganti nama. Soemarno mengoreksi, nama organisasi ini sekarang Negara Karunia Tuhan Semesta Alam (NKSA) dan baru ditemukan ada di Kalimantan.

Di Surabaya, NKSA tidak pernah terlihat melakukan kegiatan sosial kemasyarkatan. Namun bisa saja nama organisasi ini telah berubah, namun dengan doktrin-doktrin yang sama. (den/ipg)

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
31o
Kurs